PPIH Imbau Jemaah Lansia dan Risiko Tinggi Badal Lontar Jumrah
MAKKAH - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau jamaah lanjut usia dan risiko tinggi agar membadalkan lontar jumrahnya, guna menjaga kesehatan dan keselamatan mereka.
"Jamaah haji dengan risiko tinggi (risti), lanjut usia, disabilitas, serta jamaah yang sedang kurang sehat dan mengalami kelelahan diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar tenda Mina," ujar Kepala Daerah Kerja Makkah, Khalilurrahman, di Mina, dilansir ANTARA, Senin, 17 Juni.
Fase mabit (menginap) di Mina memasuki hari kedua. Jamaah haji Indonesia secara bergelombang melakukan lontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari Tasyrik.
Menurut Khalilurrahman, suhu di Mina juga sangat panas, di atas 40 derajat Celsius. Sementara perjalanan dari tenda Mina ke Jamarat juga lumayan jauh, jaraknya sekitar empat kilometer untuk sekali jalan.
"Jamaah dapat mewakilkan/membadalkan pelaksanaan lempar jumrah kepada jamaah lain atau petugas," kata dia.
Baca juga:
- Jeda Taktis Bikin Marah Netanyahu, Militer Israel Tegaskan Tetap Perang Lawan Hamas
- Utusan AS Bertemu Netanyahu di Tengah Ketegangan Israel dengan Hizbullah
- 193 Staf Badan PBB Tewas, Gaza Tempat Paling Berbahaya di Dunia Bagi Pekerja Bantuan
- Serangan Rusia ke Poltava Ukraina Putus Aliran Listrik Puluhan Ribu Warga
Khalilurrahman meminta kepada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah KBIHU untuk mengkoordinasikan pelaksanaan badal lempar jumrah bagi jamaah binaan yang lansia, risti, disabilitas, sakit, kelelahan dan kurang sehat secara fisik.
Mabit di Mina menjadi tahapan terberat fase puncak haji Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Sebab, jamaah tinggal lebih lama di tenda Mina.
Selain itu, jika di Arafah dan Muzdalifah jamaah relatif hanya berdiam di tenda, di Mina ada aktivitas lontar jumrah. Karenanya, ikhtiar menjaga kesehatan sangat diperlukan. Jamaah diimbau untuk tidak memaksakan diri dalam melontar jumrah.