Grammy Awards yang Tak Pernah Lepas dari Perdebatan

JAKARTA - Acara penghargaan Grammy Awards yang diselenggarakan pada Minggu, 14 Maret selalu menarik perhatian. Banyak persoalan maupun pertanyaan yang selalu mengiringi penayangannya. Tidak terkecuali pada edisi tahun ini.

Nominasi Song of the Year, Record of the Year, dan Album of the Year menjadi perdebatan di antara penggemar. Bagaimana memilih musisi untuk masuk ke dalam nominasi ini? Atau, apa yang membedakan di antara ketiganya?

Album of the Year adalah salah satu nominasi prestisius dalam Grammy Awards. Sesuai judulnya, nominasi ini memberi penghargaan untuk sebuah karya album, mulai dari seluruh trek sampai produksi.

Karena itu, nominasi yang dihitung adalah sebuah album berisi lebih dari satu lagu. Bisa dikatakan, penghargaan ini serupa dengan Best Picture dalam ajang Oscar.

Untuk Record of the Year, nominasi ini ditujukan untuk penampil, produser, sound engineer, sound mixers dan lainnya. Kategori ini seringkali disamakan dengan Song of the Year karena pemilihan lagu individual.

Pada tahun ini, penyanyi Billie Eilish memenangkan penghargaan Record of the Year untuk lagu Everything I Wanted. Namun ia tidak sendiri sebab sang kakak, Finneas juga ikut mendapat penghargaan. Kenapa? Karena Finneas adalah produsernya.

Kemudian ada Song of the Year di mana penghargaan ini mengapresiasi mereka yang menulis lagu. Bagaimana mengetahuinya? Menilik daftar nominasi Song of the Year, nama penyanyi selalu berdampingan dengan penulis dan tim di balik lagu.

Contohnya adalah lagu H.E.R. bertajuk I Can’t Breathe yang memenangkan kategori ini. H.E.R. tidak masuk nominasi sendiri melainkan ia bersama Dernst Emile II dan Tiara Thomas.

Isu Black Lives Matter

Isu sosial selalu menjadi pembicaraan dalam pagelaran Grammy. Audiens pasti bertanya bagaimana mereka mendukung gerakan yang sedang bergaung? Jawabannya ada pada musisi yang tampil dalam Grammy.

Para penampil berkulit hitam menggunakan panggung mereka untuk menyuarakan isu keseimbangan ras dan kehidupan orang berkulit hitam.

Lil Baby, saat menyanyikan The Bigger Picture mereferensi kebrutalan polisi di mana seorang pria berkulit hitam ditangkap sebelum ditembak dari belakang. Dia bernyanyi di saat adegan brutal itu ditunjukkan - serupa dengan pembunuhan George Floyd.

>

Seruan juga dilontarkan H.E.R. saat naik ke atas panggung untuk menerima nominasi Song of the Year karena lagu I Can’t Breathe. Lagu itu ditulis sebagai respons atas kasus George Floyd.

“Kami menulis lagu ini lewat FaceTime dan saya tidak membayangkan ketakutan dan rasa sakit saya berubah menjadi sebuah pengaruh dan perubahan. Ingat, kita adalah perubahan yang ingin kita lihat. Perjuangan yang kita lakukan pada musim panas 2020, tetaplah dengan energi itu,” katanya saat berpidato.

Penyanyi Beyonce yang mencatat rekor sejarah Grammy yaitu sebanyak 28 piala memberi semangat untuk masyarakat. “Saya ingin mendukung dan merayakan semua raja dan ratu berkulit hitam yang menginspirasi saya dan seluruh dunia.”

Kontroversi Tribute untuk Eddie Van Halen

Mantan vokalis Van Halen, Gary Cherone, menyuarakan kekecewaannya atas 'tribute' yang diberikan Grammy Awards kepada mendiang legenda gitar Eddie Van Halen yang hanya 15 detik. Dia berkomentar, sosok legendaris yang mengubah dunia gitar layak mendapatkan lebih dari itu.

Cherone yang lebih dikenal sebagai vokalis Extreme, bergabung dengan pembawa acara SiriusXM Eddie Trunk, gitaris Living Color Vernon Reid dan vokalis Fozzy Chris Jericho. Mereka menyuarakan sentimen serupa terhadap perlakuan Grammy terhadap seorang Eddie Van Halen.

Sang virtuoso termasuk dalam bagian In Memoriam Grammy, yang juga memberikan penghormatan kepada Mary Wilson, Bonnie Pointer, Charlie Daniels, MF Doom dan Pop Smoke. Bersamaan dengan itu, pertunjukan penghormatan khusus juga dilakukan untuk mengenang mendiang Kenny Rogers, Little Richard dan John Prine.

Tidak lama setelah segemen tersebut ditayangkan, Cherone mengecam Grammy dengan mengatakan, “Mungkin seorang Artis yang menata ulang bagaimana seseorang memainkan alat musik, yang terus mempengaruhi generasi musisi dan, benar-benar mengubah jalannya rock 'n 'Roll layak mendapat lebih dari lima belas detik di Grammy? #LongLiveTheKing"

Eddie Trunk menggemakan sentimen ini, menarik utas sepanjang tiga tweet yang mengecam liputan tersebut, mengatakan, “Jadi dalam lebih dari 3 jam pertunjukan, dengan persiapan 5 bulan, ini semua yang bisa dikumpulkan #GRAMMYS untuk salah satu artis yang paling ikonik yang berpengaruh dalam sejarah musik… mereka mencapai tingkat rasa malu dan tidak hormat yang baru. Saya kesal #PersetanGrammy."

Lalu, Vernon Reid dan vokalis Fozzy, Chris Jericho ikut berkomentar.

Kecurangan

Kecurangan menjadi salah satu permasalahan yang tidak luput dari pembicaraan. Mulai dari pemilihan nominasi sampai pengumuman pemenang, kecurangan selalu masuk ke dalam alasan.

Pada gelaran Grammy Awards tahun ini, banyak musisi yang menyuarakan kecurangan tersebut. The Weeknd, Drake, Wiz Khalifa, Zayn Malik, Tevana Taylor, dan lainnya merasa pihak komite Grammy tidak begitu transparan dalam memilih nominasi.

Ketika The Weeknd menyebut kecurangan dalam Grammy Award, direktur Recording Academy, Harvey Mason Jr. mengatakan tidak ada usaha kecurangan yang terjadi dalam prosesnya.

“Kami mendengarkan seluruh musik - bahkan album, jadi Anda memutar seluruh album dan menghabiskan berapa banyak waktu. Ini adalah proses yang panjang, sulit, dan orang-orang mempertaruhkan harga diri meereka.”

“Orang-orang (komite Grammy) dalam ruangan peduli: ini bukan soal agenda mereka di sini, tidak ada “ayo kita curangi orang ini”. Ini tentang “Mari coba dengarkan dan temukan kelebihannya.”

Mason menjelaskan ada puluhan ribu karya yang masuk. Tentunya mereka hanya bisa memberi dukungan untuk sesuatu yang ada dalam daftar. Pemilihannya dilakukan dengan mendengarkan dan memberi suara.

Namun, terlepas dari isu tersebut, Harvey Mason Jr. menyebut kalau pihak Recording Academy selalu mengevaluasi pemilihan nominasi dan tidak ada isu kecurangan maupun rasisme yang banyak digaungkan warganet.