McLaren Pastikan Supercar ICE Tetap Hidup Berdampingan dengan Hybrid dan EV di Masa Depan
JAKARTA - Industri otomotif global tengah bersiap menuju era elektrifikasi penuh (EV). Banyak pabrikan telah merilis mobil listrik, bahkan mencanangkan hanya jadi brand EV di masa depan. Sayangnya, beberapa pabrikan perlu mengkaji ulang rencana itu melihat turunnya pasar EV dan naiknya pasar kendaraan hybrid.
McLaren, produsen otomotif mobil sport mewah asal Inggris baru-baru ini telah menghadirkan model elektrifikasi seperti Artura dan 750S dengan teknologi Plug-In Hybrid (PHEV). Namun, pabrikan Inggris ini juga tetap berkomitmen untuk menghadirkan supercar bermesin bensin murni (ICE) di masa depan.
Director of Product Strategy McLaren, Jamie Corstorphine, mengatakan bahwa McLaren akan terus menawarkan fleksibilitas dalam pilihan powertrain kepada konsumennya.
“Bagi McLaren, sangat penting memiliki fleksibilitas dalam penawaran powertrain kami,” kata Corstorphine dikutip dari Drive, Jumat, 14 Juni.
Baca juga:
Pada pertengahan tahun lalu, McLaren mengumumkan akan melahirkan kembali mesin V8 legendaris yang dibantu dengan sistem listrik. Namun, menurut Corstorphine, mesin bensin tanpa bantuan listrik juga akan tetap menjadi bagian penting dari masa depan McLaren. “Kami ingin mempertahankan fleksibilitas ketika peraturan mengizinkan kami untuk menawarkan produk ICE murni, seperti 750S, untuk pelanggan yang menginginkannya,” tambah Corstorphine.
Program Technical Lead model Artura, Mike Norrington, menambahkan bahwa saat ini McLaren fokus pada pengembangan sistem powertrain listrik pada mesin pembakaran dan akan menghadirkan EV sepenuhnya dalam beberapa tahun mendatang.
“Supercar EV akan menjadi bagian dari portofolio McLaren di masa depan, saya lalai jika mengatakan kami tidak akan mempertimbangkannya,” ujar Norrington.
Norrington juga menegaskan bahwa McLaren akan menyediakan supercar EV sepenuhnya jika teknologinya sudah siap. Namun, ia belum bisa menjanjikan kapan sistem ini akan hadir dalam versi produksi. “Saat ini, kami tidak yakin dapat mewujudkan nilai merek dan DNA kami dengan kendaraan listrik. Teknologinya belum ada dan kami tidak ingin menghadirkan kendaraan listrik sampai kami siap,” tutup Norrington.