Tak Ingin Bergantung dari Iklan di Sinetron Ikatan Cinta, Konglomerat Hary Tanoesoedibjo Kejar Pendapatan Konten Digital
JAKARTA - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) sedang gencar-gencarnya menggenjot kontribusi dari pendapatan konten dan digital. Targetnya, agar pada 2025 nanti segmen konten dan digital mampu menyamai pendapatan dari segmen televisi di bisnis yang digeluti PT Media Nusantara Citra Tbk ini.
Hary Tanoe berharap porsi pendapatan dari televisi dan digital serta konten dapat seimbang yakni masing-masing 50 persen dalam 4 tahun ke depan. Menurut dia, dengan pendapatan yang berimbang, emiten berkode saham MNCN itu bakal makin sehat.
Lebih lanjut, orang terkaya nomor 33 di Indonesia ini menjelaskan, hal tersebut didasari karena perusahaannya tidak hanya mengandalkan dari salah satu segmen pendapatan saja.
"Dalam 3 tahun hingga maksimal 4 tahun, kami akan menyesuaikan 50 persen pendapatan datang dari aktivitas digital dan konten. Pasalnya, pendapatan kami terdiri atas tiga hal, yang paling besar dari televisi, kemudian konten, dan digital," tuturnya, dalam MNC Group Investor Forum 2021, awal Maret lalu.
Adapun jika mengacu pada laporan keuangan kuartal III 2020, pendapatan perusahaan berasal dari iklan senilai Rp5,52 triliun dan konten sebesar Rp6,68 triliun. Sedangkan, pendapatan dari iklan masih terbagi dua yakni dari iklan digital dan non digital, yang besarnya masing-masing Rp675,94 miliar dan Rp4,84 triliun per periode yang sama.
Rinciannya adalah pendapatan dari segmen digital berasal dari aplikasi RCTI+ dengan porsi 40 persen, media sosial 35 persen, dan kerja sama serta jasa lainnya sekitar 20 persen.
Sementara, secara keseluruhan pendapatan perseroan sepanjang Januari-September 2020 menyusut 4,92 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp5,96 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai Rp6,27 triliun. Sedangkan, laba bersih terpangkas 17,5 persen dari Rp1,66 triliun menjadi Rp1,37 triliun.
RCTI+ pendorong pendapatan segmen digital
Aplikasi RCTI+ menjadi salah satu pendorong pertumbuhan pendapatan dari sisi digital, yang ditopang oleh pemanfaatan media sosial dan kerja sama digital lainnya. Sebelumnya, spot iklan di RCTI+ harus dijual secara paket bersama dengan iklan di stasiun televisi RCTI.
Namun, kata pria yang akrab disapa HT ini, MNCN sudah bisa menjual spot iklan di dalam aplikasi tersebut secara mandiri. Artinya, tidak perlu secara paket.
"Sekarang RCTI+ dapat menjual spot iklannya sendiri dalam jumlah besar. Beberapa waktu lalu, kami menghasilkan pendapatan besar beberapa miliar rupiah untuk durasi 1 jam," ucapnya.
Sebelumnya, HT memproyeksikan bahwa internet akan menguasai distribusi iklan di Indonesia dala kurun waktu 10 tahun ke depan. Prediksi tersebut terkait dengan tren penurunan distribusi iklan melalui kanal televisi dan media cetak pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disampaikannya dalam acara Hari Pers Nasional, Rabu, 10 Februari.
Pada 2023, kata HT, distribusi iklan di televisi akan turun menjadi 68 dari 72 persen pada tahun lalu. Kemudian, iklan di media cetak menyusut menjadi 6 persen dari sebelumnya 7 persen, sedangkan porsi iklan di internet melaju menjadi 24 persen dari sebelumnya 20 persen.
HT mengatakan salah satu strategi yang dijalankan MNCN untuk menggenjot iklan adalah penggunaan skema bundling. Dengan skema ini, menurut dia, setiap pengiklan yang menginginkan spot di RCTI juga harus memesan spot secara paket bersama dengan iklan di stasiun televisi MNC lainnya, seperti GTV, Inews TV, maupun MNC TV.
Lebih lanjut, kata HT, besarnya minat pengiklan tak bisa dilepaskan dari rating RCTI, yang diklaim tertinggi dari seluruh stasiun televisi Free-to-Air (FTA) di Indonesia, yakni sebesar 30 persen. Rating ini turut disokong oleh sinetron Ikatan Cinta, yang diperankan Amanda Manopo sebagai Andin dengan Aldebaran yang dibintangi Arya Saloka.
Sinetron tersebut bahkan sukses memecahkan rekor rating dengan berada di pucuk daftar rating semua program televisi untuk penayangan Selasa, 23 Februari. Share yang diraih mencapai 51,4 persen dan TVR indikator jumlah penonton yang menonton suatu acara atau iklan dalam suatu waktu tertentu sebesar 14,6 persen.
Baca juga:
- 'Cuma' Gelontorkan Duit Rp24,45 Miliar, Kakak Konglomerat Hary Tanoesoedibjo Resmi Jadi Pemilik Taksi Zebra
- Tingkatkan Volume Tabungan, Bank Milik Konglomerat Hary Tanoesoedibjo Andalkan Aplikasi Motion
- MNC Studios, Rumah Produksi Sinetron Ikatan Cinta Milik Konglomerat Hary Tanoe Ini Labanya Anjlok 30 Persen
- Perusahaan Konglomerat Hary Tanoe yang Punya Pengacara Hotman Paris Ini Menang Gugatan dari KT Corporation
Sinetron Ikatan Cinta memang menyita perhatian publik. Mayoritas penonton sinetron ini adalah kaum ibu yang sangat fanatik terhadap hubungan Andin dan Aldebara dalam sinetron tersebut, hingga istri Hary Tanoe, Liliana Tanoesoedibjo pun mengikuti selalu mengikuti tayangan ini.
Salah satu akun dengan nama @andhirarum mengungkap jumlah iklan dalam sekali tayangan sinetron tersebut. Akun tersebut juga membuat thread berapa banyak jumlah iklan yang ditayangkan selama jeda sinetron tersebut. Ia memerinci setiap ada jeda iklan, durasi penayangan iklan bisa mencapai 9 menit.
"Terpantau ada 136 iklan di luar sinetron dan 17 iklan di dalam sinetron Ikatan Cinta. Alhamdulillah, Mbak Andin sudah bertemu kembali dengan Mas Aldebaran. Mari merayakannya dengan makan enak," tulisnya, dikutip Minggu, 14 Maret.
Sementara itu, monetisasi media sosial antara lain dilakukan melalui akun MNCN di YouTube, Facebook, dan TikTok. Per Desember 2020, jumlah subscriber YouTube-nya mencapai 118 juta dengan 37,2 juta views. Adapun follower Facebook disebut sebanyak 42 juta per Juli 2020, sedangkan TikTok sekitar 33,3 juta per September 2020.