Rupiah Berpotensi Menguat di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga AS
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 5 Juni 2024 diperkirakan akan kembali bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Selasa, 4 Juni 2024, Kurs rupiah spot di tutup menguat 0,06 persen ke level Rp16.220 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,03 persen ke level harga Rp16.220 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan harapan penurunan suku bunga tumbuh karena data AS yang lemah dan dolar merosot, sehingga para pedagang memperkirakan peluang sebesar 52,1 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, naik dari ekspektasi kemarin mengenai peluang sebesar 47 persen.
"Pergeseran ekspektasi ini terjadi setelah data indeks manajer pembelian menunjukkan pada hari Senin bahwa aktivitas manufaktur AS menyusut untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Mei," jelasnya dalam keterangan resminya, dikutip Rabu, 5 Juni.
Data PMI, yang dirilis hanya beberapa hari setelah data produk domestik bruto (PDB) melemah, mendorong spekulasi bahwa perekonomian AS sedang melemah, yang dapat menandakan inflasi yang lebih rendah dan memberikan kepercayaan lebih kepada Federal Reserve untuk mulai memangkas suku bunga. Gagasan ini membuat dolar tenggelam ke posisi terendah dua bulan.
Ibrahim menyampaikan pertemuan kebijakan The Fed berikutnya akan berakhir pada 12 Juni, ketika data harga konsumen juga akan dirilis. Para pedagang dan analis tidak melihat adanya risiko perubahan kebijakan pada pertemuan tersebut, namun para pejabat akan memperbarui proyeksi ekonomi dan suku bunga.
Dari sisi internal, ekonomi Indonesia tetap sehat didukung oleh konsumsi dalam negeri yang kuat. Sebelumnya, produk domestik bruto (PDB) kuartal I-2024 Indonesia menunjukkan pertumbuhan berada di level 5,1 persen secara tahunan. Angka tersebut tercapai berkah konsumsi domestik, meskipun investasi dan ekspor sedikit melemah. Bidang jasa layanan adalah titik cerah yang ditopang oleh pariwisata.
Memasuki semester kedua tahun 2024, pertumbuhan ekonomi bakal didukung oleh pertumbuhan angsuran yang kuat dengan adanya pengaruh penanaman modal asing dan pengeluaran infrastruktur. Ekonomi Indonesia diperkirakan mampu tumbuh 5,2 persen di 2024, lebih tinggi dari 5 persen pada 2023.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mengejutkan banyak pihak dengan menaikan suku bunga acuan di bulan April menjadi sebesar 6,25 persen untuk mengatasi pelemahan rupiah dan inflasi yang kembali sedikit mengalami kenaikan.
Baca juga:
Saat ini juga muncul ketidakpastian bank Indonesia akan kembali menaikan suku bunga, kalau rupiah terus melemah. Oleh karena itu, BI menunda waktu untuk pemangkasan suku bunga pertama untuk BI-Rate dan kemungkinan di kuartal keempat 2024 baru akan menurunkan suku bunga.
BI sepertinya bakal tetap berhati-hati untuk memangkas bunga, dan memilih untuk menunggu langkah dari bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed. Sedangkan pemangkasan suku kembang di AS bakal terjadi di September 2024.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Rabu, 5 Juni 2024 dalam rentang harga Rp16.180 - Rp16.260 per dolar AS.