Sri Mulyani Beberkan Porsi Kepemilikan Asing di SBN Turun Dalam 10 Tahun
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyampaikan porsi kepemilikan asing pada surat berharga negara (SBN) terus mengalami penurunan selama 10 tahun terakhir.
Pada tahun ini, investor nonresident atau asing hanya memegang 14 persen dari seluruh SBN yang diperdagangkan atau turun dari tahun 2014 yang porsinya mencapai 40 persen.
"Semakin besar investor SBN adalah investor dalam negeri. 14 persen investor SBN adalah investor global. Ini jauh turun dari 10 tahun lalu di mana 40 persen investor SBN adalah investor global," ujarnya dalam Rapat Paripurna DPR ke-19 Masa Persidangan V 2023-2024, Selasa, 4 Juni.
Meski demikian, Sri Mulyani menyampaikan pasar SBN tetap dipengaruhi sentimen global dan kebijakan dari negara-negara maju.
Hal ini dikarenakan relativitas suku bunga antara SBN Indonesia dengan SBN negara-negara maju menjadi faktor yang menentukan daya tarik investor.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menyampaikan koordinasi fiskal moneter juga akan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan yield di tengah risiko higher for longer yang diperkirakan masih berlanjut.
Adapun, koordinasi kuat antara pemerintah dan Bank Indonesia juga dilakukan untuk menjaga agar penerbitan instrumen SBN dan kebijakan moneter Bank Indonesia tidak menimbulkan crowding out effect.
"Menjaga keseimbangan antara pricing yang menarik bagi investor dengan cost of fund yang harus ditanggung APBN dan ekonomi secara luas juga menjadi prioritas di dalam koordinasi," tuturnya.
Baca juga:
Menurut Sri Mulyani, investor pasar SBN merupakan investor global yang sensitif terhadap harga dan dapat memicu instabilitas atau outflow jika tidak di-manage dengan tepat.
"Di sisi lain, upaya menjaga stabilitas nilai tukar dan yield SBN, termasuk pasar keuangan lebih luas, terus dilakukan melalui pendalaman pasar keuangan, sebagaimana amanat Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan," jelasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 30 Mei 2024, porsi kepemilikan asing sebesar 14,06 persen. Sementara porsi terbesar kepemilikan SBN masih dipegang Bank Indonesia (gross) sebesar 24,45 persen.