Delapan dari Sembilan Anggota Geng Motor di Cempaka Putih, Anak di Bawah Umur Membawa Celurit
JAKARTA - Dua kelompok gengster motor kembali terlibat aksi saling serang menggunakan berbagai senjata tajam di kawasan Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Sebanyak 9 orang anggota gengster berhasil ditangkap oleh Tim Patroli Presisi Polres Metro Jakarta Pusat berikut barang bukti berbagai jenis senjata tajam.
Wakasat Samapta Polres Jakarta Pusat Kompol Sam Suharto menegaskan, dari 9 anggota gengster motor yang ditangkap oleh anggotanya, diantaranya 1 orang berusia dewasa dan 8 orang masih di bawah umur.
"Kami menyita 7 bilah celurit, 1 pipa besi, 6 unit HP dan 4 unit sepeda motor," kata Kompol Sam saat dikonfirmasi VOI, Selasa, 4 Juni.
Guna proses pemeriksaan lebih lanjut, sembilan orang pelaku diserahkan ke Polsek Cempaka Putih guna diproses hukum.
Selain itu, Samapta Polres Jakarta Pusat akan melakukan penyuluhan di sekolah serta imbauan ke wilayah yang rawan tawuran. Para orang tua juga diminta untuk mengontrol aktivitas anaknya apabila anak tersebut berada diluar rumah pada jam malam.
Baca juga:
- Aksi Ibu Cabuli Anak di Tangsel Diimingi Uang Rp15 Juta dari Teman Facebook
- Drone Ukraina Sasar Radar Sistem Peringatan Dini Rudal Balistik Rusia
- Garap Drone Bawah Laut untuk Perkuat Militer di Pasifik, Autralia-AS Beri Nama Ghost Shark-Manta Ray
- Tak Sadar Ada Jasad Dalam Toren, Satu Keluarga di Tangsel Mandi dan Wudhu Pakai Rendaman Air Mayat
"Sembilan orang pelaku itu merupakan geng antaranak muda, biasanya janjian di suatu tempat untuk melakukan tawuran," ucapnya.
Kompol Sam menjelaskan, dari hasil penyelidikan pihaknya, sembilan orang pelaku yang diamankan disinyalir terafiliasi geng motor
"Mereka tawuran dan konvoi. Dari kelompok-kelompok itu bisa dikatakan geng motor juga. Karena mereka konvoi dan melaksanakan tawuran, mereka berkumpul dengan 10 motor, mereka jalan dan janjian. Itu bisa disebut geng motor juga," katanya.
Kompol Sam mengatakan bahwa para pelaku tidak memakai atribut yang sama di kelompoknya.
"Tidak, mereka pakai pakaian preman semua (tidak berseragam)," ucapnya.