[BISNIS] Mardani H. Maming | Tentang Relasi Bisnis dan Politik juga Sebaliknya
Mardani H. Maming memulai banyak hal di usia muda. Hal itu jadi kunci bagaimana Maming kemudian mencapai banyak hal hari ini. Maming bercerita bagaimana bisa perusahaannya lebih banyak dari angka usianya. Maming juga mengungkap pandangannya, kenapa anak-anak muda tak cuma harus melek politik, tapi juga berpartisipasi aktif.
Usia Maming kini 39 tahun. Namanya mentereng sebagai pebisnis. Maming kini memegang jabatan Direktur PT Batu Licin Bina Usaha. Maming juga memimpin PT Maming Enam Sembilan (MESMINERAL) dan PT Batulicin Enam Sembilan Group sebagai CEO. Kurang lebih ada 40 entitas perusahaan yang kini dibawahi Maming. Lebih banyak dari angka di usianya.
Maming menjelaskan sebuah prinsip yang ia pegang soal capaian karier. Ada dua jalur titian karier yang ia jalani. Di setiap jalur itu Maming menetapkan target sekaligus menyusun fase-fasenya. Yang kami tangkap soal Maming dari perbincangan itu, targetnya tak pernah main-main.
Soal jalur pertama: bisnis. Maming menargetkan dirinya "menjadi orang top 100 besar." Fase yang wajib ia lewati dalam jalur ini adalah membawa setiap perusahaannya ke pasar saham terbuka atau IPO."Itulah pencapaian bagi saya kalau mau menjadi pengusaha."
Maming punya pemaknaan mendalam soal bisnis. Baginya, bisnis adalah kebutuhan hidup. Dan perjuangan, tentunya. Sudut pandang ini yang menurut Maming harus disebarluaskan. Kenapa kita butuh lebih banyak anak muda yang menggeluti bisnis? Bukan cuma soal uang, tapi juga karakter. Kata Maming, terlalu banyak anak muda pragmatis hari ini.
"Kenapa? Karena kita memang diperintahkan bagaimana caranya kita bisa menghidupi bagi diri kita sendiri, bagi keluarga kita maupun orang lain. Dengan berbisnis kita bisa berhasil, kita bisa memekerjakan orang."
Kegagalan bisnis Maming
Maming bukannya tak pernah gagal. Kegagalan pertama yang berdampak besar bagi perjalanan kariernya sebagai pengusaha adalah ketika ia ditipu dalam bisnis tambang yang ia jalani. "Dulu saya bisnis pertama tambang itu adalah trading. Habis itu trading karena percaya sama orang, batunya dimasukan ke tongkang, habis itu dimuat, ternyata orangnya tidak bayar."
"Akhirnya di sana kesalahan terlalu percaya tanpa ada ikatan hitam di atas putihnya akhirnya tidak dibayar. Nah itu juga menjadi pengalaman. Banyak lagi bisnis bisnis yang dulu saya buat, gagal habis itu coba lagi sampai akhirnya berhasil."
Banyak kesalahan dan kegagalan lain yang Maming catat dalam pengembangan bisnisnya. Ketika memulai, misalnya. Maming bukan tiba-tiba membangun bisnis tambang. Kali pertama terjun, Maming memegang perusahaan ayahnya di bidang pelabuhan dan stockpile tambang.
Maming langsung gagal di percobaan pertamanya. Tak main-main, perusahaan keluarga bangkrut karena dia. "Perusahaan keluarga bangkrut. Batu yang hitungannya mestinya di stockpile ada 20 ribu, setelah di-loading hanya ada sekitar lima ribu. Berarti susut 15 ribu.
"Itu langsung keluarga kita bangkrut. Di situlah saya merasa bersalah sama keluarga saya, di mana saya diberi kepecayaan sebagai tumpuan keluarga untuk meneruskan bisnis keluarga ternyata saya menyia-nyiakan kesempatan itu."
Meski begitu, alam bawah sadar Maming sudah terbentuk sebagai pejuang. Hal yang ia sadari belakangan, tentang kenapa ia ogah menyerah, soal bagaimana sang ayah mendidiknya sebagai pebisnis sejak kecil. Maming cerita, di masa kecilnya ia sudah berjualan es potong.
Hal yang agak aneh sebenarnya, mengingat ayahanda Maming adalah seorang kepala desa, sosok yang menurut Maming memiliki derajat tinggi di lingkungannya. Namun, begitulah cara sang ayah mendidik anak-anaknya, hal yang menginspirasi Maming untuk terjun ke dunia politik di hari-hari mendatang kehidupannya.
Di tahun 2001 Maming kembali merintis bisnis tambang. Kali ini dari nol. Maming memulai dengan kembali mendirikan pelabuhan. Ia melayani bongkar muat pupuk, mengurus pupuk itu hingga mendistribusikannya ke kebun-kebun sawit milik orang lain.
"Bawa sendiri. Ngantar sendiri ke gudang-gudang sampai akhirnya kembali lagi bisa memunyai pelabuhan batu bara. Akhirnya merangkak. Merangkak sampai akhirnya besar seperti sekarang. Dari perjuangan itulah saya tidak mau menjadi kesalahan yang kedua kali lagi."
Terjun ke politik
Pada 2010, Maming sempat menancapkan tonggak sejarah dalam karier politiknya dengan menjabat Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Kala itu usia Maming 29 tahun, membawanya memecahkan rekor MURI sebagai bupati termuda. Politik adalah jalur kedua dalam titian kariernya.
Kursi bupati Maming tempati selama dua periode: 2010-2015 dan 2016-2018. Maming mundur di tengah periode kedua untuk mengikuti Pileg 2019. Bagimanapun, jabatan itu disebut Maming sebagai penggambaran semangat mudanya.
Maming tak ingin semangat itu jadi monopoli pemikirannya. Maming yang kini menjabat Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2019-2022 mengaku gencar 'mendoktrin' anggota muda HIPMI untuk tak hanya melek politik tapi juga berpartisipasi aktif. Maming sadar, bagaimanapun jalur politik adalah jalur perubahan paling cepat.
Bukan asal bicara. Maming mengaku jabatan Bupati Tanah Bumbu membuka matanya. Lewat posisi itu Maming bisa membantu lebih banyak orang lewat kebijakan yang ia buat. Beberapa ia rinci. Dari jabatan itu Maming membangun sistem kesehatan dan pendidikan gratis, dua hal yang amat krusial dalam kehidupan masyarakat.
Di sektor kesehatan, Maming membentuk kebijakan pengobatan gratis untuk fasilitas kelas tiga. Di bidang pendidikan, Maming mengalokasikan APBD untuk menyubsidi seluruh anak agar bisa bersekolah gratis sampai SMA. "Masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu berobat gratis hanya dengan membawa KTP ... Yang dulunya (sekolah) dari pusat hanya ditanggung sampai SMP saja, saya tanggung SMA karena disubsidi."
"Contoh, waktu saya jadi pengusaha di Tanah Bumbu, banyak ibu-ibu datang ke tempat saya mau melahirkan atau anaknya mau pergi sekolah. Karena saya pengusaha saya hanya bisa bantu paling paling satu dua orang dalam satu hari. Tidak bisa bantu semuanya. Tapi setelah saya merebut kekuasaan, merebut politik, saya menjadi Bupati Tanah Bumbu, saya bisa berbuat kebaikan lebih banyak melalui kebijakan-kebijakan."
INTERVIU Lainnya
Baca juga:
- [PERTAHANAN] Sutiyoso | Tentang Operasi Sendirian di Timor Timur hingga Pembujukan Dedengkot GAM Din Minimi
- [FILM] Gunawan Maryanto | Tentang Siman, Kebenaran, dan Bergerak Lambat di Zaman Cepat
- [MUSIK] Hazen Mardial | Tentang Batas Berpikir dan Dunia dalam Tiga Karakter
- [POLITIK] Andi Yuliani Paris | Tentang Menangisi Anehnya Penyusunan Anggaran Kementerian