Mercedes-Benz Komitmen Serius Garap Layanan Purnajual EV di Indonesia
JAKARTA - Pertumbuhan kendaraan listrik saat ini meningkat cukup pesat di Indonesia demi mencapai mobilitas netral karbon yang ramah lingkungan. Untuk mencapainya, diperlukan juga dukungan dari layanan purnajual yang memadai.
Salah satu pabrikan yang mencanangkan untuk elektrifikasi sepenuhnya adalah Mercedes-Benz. Tidak hanya tawarkan produk ramah lingkungan, pabrikan dari Jerman ini menyadari bahwa pelanggan perlu diberi kemudahan agar mendorong mereka membeli kendaraan listrik.
Aftersales Head PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia Balian Prentolaharso, mengatakan bahwa pihaknya mulai serius dalam purnajual untuk EV atau hybrid dibantu oleh teknisi yang telah tersertifikasi di masing-masing dealer.
“Jadi teknisinya sudah tersertifikasi dari Hybrid, Electric. Sampai kita ada beberapa tim internal dikirim ke Jerman untuk ikut pelatihan mengenai kendaraan listrik,” kata Balian saat diwawancarai wartawan di Bintaro, Tangerang, Jumat, 31 Mei.
Selain itu, ia menambahkan bahwa masing-masing dealer melakukan investasi dalam menangani mobil listrik, berupa memilih teknisi dan menyediakan peralatan untuk mengakomodir perbaikan atau penanganan EV.
“Investasinya dalam artian dari prosesnya, kualifikasi orang, juga peralatan. Soalnya peralatan juga kan ada yang beda. Misalkan di dealer, itu kita wajibkan punya eksternal charger baik di parkiran maupun bengkel. Itu wajib,” tambah Balian.
Baca juga:
Meskipun demikian, belum semua dealer resmi Mercedes-Benz memiliki peralatan memadai untuk kendaraan listrik, seperti pengisian daya karena semuanya dilakukan secara bertahap.
“Saat ini hanya 12 dari 18 diler yang baru punya, namun bertahap semuanya akan memiliki standar charger yang sama,” ungkap Balian.
Pihaknya juga memiliki target semua dealer memiliki teknisi yang telah tersertifikasi tangani EV pada tahun ini atau paling telat 2025. Namun, tetap memberikan waktu bagi jaringan dealer luar kota untuk mempersiapkannya.
“Tetapi di Jakarta sudah full semua bisa karena kan populasi mobil listrik terbesar saat ini di sana. Jadi, sejumlah daerah untuk share mobil listriknya belum banyak, kita berikan waktu agar untuk persiapan,” pungkas Balian.