Imigrasi Bali Tangkap 24 WN Afrika yang Overstay dan Diduga Terlibat Penipuan
DENPASAR - Kantor Imigrasi Ngurah Rai Bali menangkap sebanyak 24 warga negara asing (WNA) dari kawasan Afrika yakni Nigeria, Tanzania dan Ghana karena diduga terlibat kasus penipuan dan menyalahi aturan izin tinggal.
“Kami menerima pesan WhatsApp dari masyarakat yang melaporkan adanya WNA yang diduga overstay dan melakukan penipuan,” kata Kepala Kantor Imigrasi Ngurah Rai Suhendra di Denpasar, Jumat, 31 Mei.
Ia merinci 24 WNA itu yakni paling banyak dari Nigeria sebanyak 22 orang yang seluruhnya laki-laki dan rata-rata berusia muda yakni 23-35 tahun.
Sisanya, masing-masing satu orang WNA dari Tanzania dan Ghana.
Penangkapan WNA itu berawal dari laporan masyarakat melalui pesan berbasis aplikasi WhatsApp resmi Imigrasi Ngurah Rai pada nomor 081236956667.
Dari laporan itu menyebutkan ada tiga WNA Nigeria, salah satunya berinisial ACP laki-laki berusia 23 tahun, diduga terlibat kasus penipuan dan menyalahi aturan lama tinggal atau overstay.
Ketiga WNA itu kemudian ditangkap petugas Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) Ngurah Rai pada Selasa (28/5) di kawasan wisata Legian, Kabupaten Badung.
Dari hasil pemeriksaan ketiga WNA itu ternyata melewati masa tinggal lebih dari 60 hari.
Kemudian, petugas menggali keterangan ketiganya serta mengembangkan penangkapan tersebut.
Selanjutnya, Inteldakim menangkap 21 orang WNA lainnya pada Rabu (29/5) terdiri dari 19 WN Nigeria dan masing-masing satu WNA asal Ghana dan Tanzania di wilayah Denpasar Barat.
Suhendra mengatakan sebanyak sembilan WNA di antaranya juga tidak bisa menunjukkan dokumen perjalanan berupa paspor.
Pihaknya juga masih mendalami lebih lanjut WNA dari Benua Afrika itu yang diduga terlibat kasus penipuan.
Baca juga:
Saat ini, Imigrasi menahan sementara (detensi) tiga WNA di Kantor Imigrasi Ngurah Rai sedangkan 21 WNA lainnya ditahan sementara di Rumah Detensi Imigrasi Denpasar.
“Kami akan proses sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku,” imbuh Suhendra.
Sementara itu, berdasarkan data Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, selama Januari-14 Mei 2024, total sudah ada 142 WNA dideportasi, yang paling banyak dilakukan melalui Imigrasi Ngurah Rai sebanyak 84 orang.
Sedangkan selama 2023 sebanyak 340 WNA dideportasi atau meningkat dibandingkan 2022 yang mencapai 188 orang WNA diusir dari Bali.