Pasar Tunggu Data Inflasi AS, Rupiah Berpotensi Kembali Melemah
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 28 Mei 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin, 27 Mei 2024, Kurs rupiah spot di tutup melemah 0,48 persen ke level Rp16.071 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,42 persen ke level harga Rp16.064 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan pasar menunggu isyarat lebih lanjut mengenai suku bunga AS dari data inflasi utama yang akan dirilis minggu ini.
Selain itu, hari libur pasar di Inggris dan AS membatasi volume perdagangan, begitu pula dengan kurangnya petunjuk langsung.
"Fokus minggu ini tertuju pada data indeks harga PCE alat pengukur inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada hari Jumat. Ukuran inflasi pilihan Federal Reserve diperkirakan akan stabil dari bulan ke bulan," jelasnya dalam keterangan resminya, dikutip Selasa, 28 Mei.
Ibrahim menyampaikan greenback mengalami peningkatan kekuatan dalam beberapa sesi terakhir karena para pedagang terus mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed tahun ini.
Selain itu, para pedagang kini mempertimbangkan peluang yang lebih besar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tetap stabil bahkan di bulan September, menurut alat CME Fedwatch.
Ibrahim menyampaikan prospek suku bunga yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama merupakan pertanda baik bagi dolar dan buruk bagi mata uang Asia yang kaya akan risiko.
Dari sisi internal, Bank Indonesia optimis penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2024 bakal bisa mendorong setoran dari Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA). Di mana aturan tersebut merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah dan BI, yang akan mendorong penempatan DHE SDA, meningkatkannya, dan mendukung stabilitas ekonomi, tapi juga stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca juga:
Sementara, penambahan insentif yang diberikan pemerintah tidak hanya berlaku bagi deposito eksportir melainkan juga instrumen lainnya seperti TD Valas DHE. Dan melalui mekanisme kliring, insentif pajak juga akan makin ringan bagi eksportir yang menempatkan dolar hasil ekspornya dalam sistem keuangan domestik.
Sedangkan posisi TD Valas DHE sejak Januari 2024 stabil. Adanya aturan baru itu semakin membuat setoran DHE bertambah.di sekitar 1,8 miliar dolar AS – 1,9 miliar dolar AS. Adapun, insentif untuk para eksportir diatur dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2024.
Berdasarkan Pasal 4 Ayat (2) aturan itu disebutkan mengenai insentif yang diberikan pemerintah untuk eksportir hang menempatkan DHE SDA di dalam negeri baik dalam bentuk valas maupun rupiah, yaitu PPh Final TD Valas DHE dan PPh Final TD Valas DHE Konversi Rupiah.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa, 28 Mei 2024 dalam rentang harga Rp16.060 - Rp16.120 per dolar AS.