Aktif secara Seksual, 5 Hal Ini yang Perlu Diketahui
YOGYAKARTA – Aktif secara seksual kerap disebut, baik oleh dokter, orang tua, bahkan teman Anda. Aktif secara seksual, dimaksudkan merujuk aktivitas seks, mencakup penetrasi, kontak antar alat kelamin, rangsangan manual, dan lainnya. Biasanya, dokter menyebut istilah ini berkaitan dengan seks penetrasi dan lebih luas lagi.
Ini juga mencakup rangsangan manual, seperti fingering atau handjobs, dry humping, atau kontak genital-ke-genital lainnya, rimming atau seks oral lainnya. Dengan kata lain, meskipun belum pernah melakukan hubungan seks penetrasi, seseorang mungkin aktif secara seksual dengan aktivitas seksual lainnya seperti yang disebutkan di atas.
1. Aktif secara seksual memiliki risiko
Pertanyaan “apakah Anda aktif secara seksual?” biasanya ditanyakan saat mengisi daftar pertanyaan dalam pemeriksaan medis, khususnya terkait kesehatan reproduksi atau kesehatan umum yang berkaitan. Penting dipahami, aktivitas seksual tertentu berisiko terkena IMS. Selain itu, penting pula memahami risiko kehamilan tidak diinginkan, makanya perlu pertimbangan matang sebelum aktif secara seksual.
2. Menjadi aktif secara seksual membutuhkan pertimbangan-pertimbangan
Aktif secara seksual, perlu dengan pertimbangan-pertimbangan. Seperti apakah melakukannya karena keinginan pribadi tanpa paksaan, memilih aktif secara seksual setelah atau tanpa komitmen, memakai alat kontrasepsi supaya kesehatan reproduksi tetap terjaga, dan tidak ada penyesalan setelahnya. Pertimbangan-pertimbangan tersebut ada di tangan Anda dan apa yang Anda lakukan membuat nyaman.
3. Mewaspadai mitos
Bagi perempuan, aktif secara seksual dikaitkan dengan pecahnya selaput dara. Ini merupakan mitos, karena yang terlahir dengan selaput dara, selaput dara sebagian, dan ada pula yang lahir tanpa selaput dara. Meskipun selaput dara bisa robek saat melakukan aktivitas seksual, tetapi selaput dara juga bisa robek karena olahraga atau aktivitas fisik lainnya.
Artinya, dokter pun juga tidak bisa menentukan aktif secara seksual atau tidaknya seseorang kecuali pemeriksaan panggul atau rektal apabila dalam waktu terdekat sebelumnya mengalami ejakulasi saat berhubungan seks dengan penetrasi. Perlu diketahui, semen dapat hidup dalam tubuh hingga 5 hari. Jadi hasil pemeriksaan dokter merujuk penanda tersebut.
4. Penting menginformasikan riwayat seksual pada penyedia layanan kesehatan
Berbagi detil informasi pribadi, terkait riwayat seksual, penting. Terutama menginformasikan pada penyedia layanan kesehatan terkait vaksinasi HPV, IMS, virus herpes simpleks.
Dokter mungkin akan menjelaskan soal kontrasepsi, baik hormonal maupun kondom yang bersifat non-hormonal. Dokter juga akan merekomendasikan tes IMS ketika seseorang aktif secara seksual. Pertanyaan apakah aktif secara seksual atau tidak, juga ditanyakan saat pemeriksaan panggul dan pap smear untuk mendeteksi awal kanker serviks.
Baca juga:
5. Lama tak berhubungan suami istri juga tergolong aktif secara seksual
Sebutan ‘aktif secara seksual’, melansir Healthline, Senin, 27 Mei, tidak hanya berkaitan dengan seberapa frekuensi melakukan hubungan suami istri. Meskipun pasangan suami istri sudah lama tidak hubungan intim, juga termasuk aktif secara seksual. Pasalnya, sebutan ‘aktif secara seksual’ mengacu pada risiko tertular IMS, beberapa infeksi, HPV, klamidia, dan penyakit reproduksi lainnya yang tidak bergejala.
Artinya aktif secara seksual tidak hanya merujuk pada bagaimana hubungan seksual terdekat. Tetapi juga berkaitan dengan beberapa kondisi terkait kesehatan reproduksi. Misalnya herpes genital yang tidak aktif selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, tetapi bisa tertular sebelum gejalanya timbul. Maka memberi tahu layanan kesehatan tentang aktif secara seksual penting untuk kesehatan reproduksi. Pemeriksaan rutin juga penting dilakukan untuk tujuan yang sama, mencegah risiko buruk dialami.