Apakah Nabi Muhammad Pernah Sholat Sebelum Peristiwa Isra Mi'raj Terjadi?
JAKARTA - Umat Islam merayakan Isra Mi'raj pada Kamis, 11 Maret. Dalam sejarah kebudayaan Islam, ini adalah salah satu peristiwa penting yang dijalani Nabi Muhammad saw. sebagai Rosul utusan Allah SWT.
Isra Mi'raj memberi banyak hikmah dan pelajaran bagi umat muslim. Di peristiwa inilah Allah SWT memperlihatkan kebesaranNya seperti diceritakan dalam surat Al-Isra ayat satu yang artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Dalam hadist yang diriwayatkan Muslim, perintah sholat lima waktu juga turun saat peristiwa Isra Mi'raj. Sholat lima waktu diperoleh setelah diskon beberapa kali dari Allah SWT untuk meringankan hambaNya.
Akhirnya Nabi Muhammad menerima wahyu sholat wajib lima hari dalam sehari di peristira Isra Mi'raj. Lantas, apakah Nabi Muhammad tidak pernah sholat sebelum peristiwa tersebut?
Dikutip dari buku M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui halaman 58, kewajiban sholat 5 waktu memang ditetapkan Allah ketika Rasulullah melaksanan Mi'raj.
Baca juga:
- Ada Libur Isra' Mi'raj, DKI Buka Tempat Rekreasi saat PPKM Mikro Diperpanjang
- Ada Libur Panjang Isra' Mi'raj Anies Perpanjang PPKM Mikro di Jakarta Sampai 22 Maret
- Eksklusif, Joko Anwar Memetakan Perubahan Film Indonesia karena Pandemi COVID-19
- Eksklusif, Acha Septriasa: Pergeseran Penonton Bioskop ke OTT adalah Keniscayaan
Tetapi, ini tidak berarti bahwa beliau belum melaksanakan sholat sebelum terjadinya peristiwa itu. Jika kita membuka surah al,'Alaq, maka kita menemukan ayat 9-10 yang berarti: "Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat?"
Para ulama sepakat menyatakan bahwa seorang hamba yang dilarang adalah Rasulullah saw. dan yang melarang adalah Abu Jahal. Pelarangan ini disepakati terjadi di awal masa kenabian dan sebelum peristiwa Mi'raj.
Memang, seperti disabdakan oleh Nabi saw., "Tidak ada baiknya suatu agama yang tidak ada shalatnya." Karena itu, dapat dipastikan bahwa, sebelum Isra Mi'raj, Nabi telah mengerjakan shalat. Hanya saja, para ulama menyatakan bahwa pada mulanya shalat ketika itu, sedikit banyak, berbeda dari shalat yang kita kenal sekarang.