Kantor Kemenko Polhukam Dapat Jatah GeNose COVID-19 dari Kemenristek
JAKARTA - Kantor Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) mendapat alat deteksi COVID-19 produksi dalam negeri, GeNose. Alat ini diberikan oleh Kemenristek/BRIN.
Alat deteksi COVID-19 buatan Universitas Gajah Mada ini lebih efektif, dilanjutkan uji coba pengambilan sampling beberapa staf kantor Kemenko Polhukam.
Kepala produksi GeNose C19, Eko Fajar Prasetyo mengklaim GeNose lebih efektif, lebih cepat, dan memiliki harga yang sangat terjangkau, dibandingkan alat screening lainnya seperti antigen dan PCR.
"Mengetesnya gampang, kita cukup mudah, hanya mengambil sampling nafas lalu diserahkan ke petugas atau operator. Jadi semua orang secara mandiri bisa mengabil sampling. Dari tingkat keamanan dan resiko sangat jauh lebih aman," kata Eko dalam keterangannya, Rabu, 10 Maret.
Sementara, Sekretaris Menko Polhukam Letjen TNI Tri Soewandono menyambut baik penyerahan GeNose C19 kepada kantor Kemenkopolhukam. Ia menuturkan, produk anak negeri harus didukung penuh oleh semua pihak.
"Semoga alat ini bisa semakin memperkecil dan mempersempit penyebaran COVID-19," ujar dia.
Baca juga:
Sebagai informasi, GeNose adalah alat skrining cepat buatan anak bangsa yang tesnya berbeda dengan tes antigen atau swab. Tes yang dilakukan dengan GeNose berbasis embusan napas.
GeNose memiliki kelebihan yakni bisa mendeteksi lebih cepat dan harga yang relatif lebih murah dengan akurasi di atas 90 persen.
Nantinya, sampel embusan napas pasien yang diambil dengan menggunakan GeNose, apabila hasilnya positif tetap harus divalidasi dengan menggunakan uji standar swab PCR Test.
GeNose C19 juga sudah mendapatkan izin edar Kemenkes dengan No. KEMENKES RI AKD 20401022883 pada 24 Desember 2020. Alat ini nantinya akan dipakai untuk membantu pemerintah dalam penanganan COVID-19 melalui deteksi cepat.