Ryabkov Ejek AS dan Nyatakan akan Tiru Nato terkait Senjata Nuklir

JAKARTA - Dalam wawancara dengan kantor berita Rusia, TASS, Jumat, 17 Mei, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov, mengatakan bahwa Moskow akan "meniru" pendekatan Barat dan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara), termasuk dalam masalah senjata nuklir.

Dalam wawancaranya, Ryabkov juga mengejek pemerintah Amerika Serikat (AS), dengan mengatakan bahwa "punk" (penjahat) telah berkuasa di AS, yang secara terang-terangan memprovokasi Rusia.

Dia menekankan bahwa Rusia menahan diri untuk tidak menanggapi dengan kekuatan penuh dan Moskow melakukan "penahanan diri yang luar biasa" untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

Ryabkov juga mengatakan bahwa Rusia bertindak tegas dalam kerangka yang ditetapkan oleh pimpinan negara tersebut dan ditentukan berdasarkan tujuan dan sasaran "operasi militer khusus".

"Ada juga para fashionista di kelompok Barat, bersama punk, yang memperkenalkan ide-ide yang mereka anggap segar ke dalam diskusi tentang apa yang sedang terjadi," katanya, dikutip dari ANTARA, Sabtu, 18 Mei.

"Misalnya, atas perintah Washington, tren musim semi-musim panas tahun 2024 adalah klaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan berhenti di Ukraina dan pasti akan menyerang negara-negara NATO lainnya," katanya.

Ryabkov menyebut klaim tersebut "sepenuhnya absurd."

Dia menekankan bahwa pernyataan tersebut lebih dari sekedar disinformasi untuk memutarbalikkan esensi kebijakan luar negeri Rusia.

"Ada juga tren lain. Ini adalah klaim bahwa ketidakpastian dan ambiguitas strategis harus ditunjukkan mengenai Rusia sehingga Moskow tidak tahu bagaimana NATO akan bertindak dalam situasi tertentu.

"Namun, ketidakpastian ini selalu menjadi ciri pendekatan doktrinal kelompok Barat, termasuk pendekatan yang berkaitan dengan senjata nuklir," kata wakil menteri luar negeri tersebut.

Ryabkov bersumpah, "Kami akan meniru pendekatan tersebut dalam masalah ini."

Ketika ditanya mengenai kemungkinan penurunan tingkat hubungan diplomatik, dia mengatakan bahwa, mengingat krisis hubungan yang terjadi saat ini, tidak ada yang bisa dikesampingkan --meski pendekatan seperti bukanlah pilihan Rusia.

"Mereka yang berkuasa di AS dan negara-negara penting Barat lainnya baru-baru ini mengumpulkan cukup banyak tokoh yang, pada umumnya, adalah provokator dan menjadikan keberadaan mereka sebagai ujian kekuatan Moskow," ujarnya.

Ryabkov juga menanggapi pertanyaan tentang kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Ukraina dengan mengatakan," Sesaat sebelum keberangkatan kelompok ini ke Kiev, kami menerima informasi yang relevan."

Mengenai pertukaran tahanan, dia menyebutkan bahwa frekuensi kontak mengenai masalah tersebut bergantung pada pihak Amerika, yang berfokus pada kasus-kasus penting yang diikuti dengan jeda yang lama.

Saat menanggapi tuduhan bahwa Rusia bermaksud ikut campur dalam pemilu Presiden AS 2024, Ryabkov mengatakan tidak ada campur tangan Rusia dalam pemilu sebelumnya dan menegaskan campur tangan tidak akan terjadi.

Moskow, ujar Ryabkov, pada dasarnya tidak ikut campur dalam kampanye pemilu di AS dan negara mana pun.