Pesawat Tempur dan Pesawat Boeing Disiagakan dalam WWF Bali
DENPASAR - Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II Marsdya TNI M Khairil Lubis mengatakan pesawat tempur dan Pesawat Boeing akan disiagakan untuk pengamanan saat pelaksanaan World Water Forum Ke-10 di Provinsi Bali.
"Kita ada pesawat tempur yang dari (Lanud) Iswahjudi yang terbang patroli di udara yang mungkin tidak bisa kita lihat," kata Khairil di sela-sela pelaksanaan Tactical Floor Game (TFG) untuk pengamanan WWF Ke-10 di Denpasar, Jumat, 17 Mei.
Selain itu, disiapkan pessawat Boeing dari Surabaya yang terbang untuk memvideokan semua rangkaian kegiatan dari ITDC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, hingga ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) juga bisa dilihat dan terpantau di Posko Command Center 91.
Khairil mengatakan, helikopter juga disiagakan di beberapa spot helipad yang berada di sekitar hotel para delegasi menginap, di sekitar tempat acara di ITDC hingga di Garuda Wisnu Kencana di Kabupaten Badung, Bali.
Demikian pula dengan alutsista (alat utama sistem senjata) ditempatkan pula di hotel tempat delegasi menginap dan di sejumlah tempat acara World Water Forum Ke-10 yang berlangsung pada 18-25 Mei 2024 di Provinsi Bali.
Baca juga:
- Sidang Putusan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Ghufron Digelar Awal Pekan Depan
- BPK Periksa SYL Terkait Dugaan Auditor Minta Rp12 Miliar untuk Opini WTP Kementan
- Polisi Hapus 50 Tulisan Kode Jaringan Narkoba Hydra di Tembok-tembok Kuta Utara
- Elon Musk Bakal Resmikan Pemasangan Starlink di Puskesmas Denpasar Bali
Mengenai antisipasi pengamanan terhadap aksi unjuk rasa, Khairil menegaskan bahwa dalam setiap kegiatan konferensi tingkat tinggi (KTT) maupun non-KTT, TNI selalu mempersiapkan langkah kontijensi termasuk terhadap aksi unjuk rasa dan bencana.
"Itu sudah diantisipasi dan sudah di-TFG-kan. Kemungkinan itu harus selalu kita munculkan karena di situlah letak kesiapan TNI. Ketika terjadi, maka langsung bisa dilakukan cara-cara seperti apa," ucapnya menegaskan.
Namun, lanjut dia, jauh sebelumnya juga telah dilakukan upaya early warning (peringatan dini), preemtif dengan selalu mengikuti perkembangan dan sekaligus dialog.
"Termasuk akan menggunakan pecalang (petugas pengamanan adat) di lapangan untuk berdialog pada masyarakat. Yang jelas untuk saat ini bisa dikatakan tidak ada yang sangat relevan untuk mengganggu kegiatan WWF," ujar Khairil didampingi Kapuspen TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar dan Kapendam IX/Udayana Kol Inf Agung Udayana itu.
Sedangkan terkait perwakilan pecalang yang akan dilibatkan untuk pengamanan WWF dan ditempatkan di sejumlah titik berjumlah sekitar 125 orang.