Kemenkop UKM Berencana Bangun Pabrik Nilam Skala Menengah di Aceh

BOGOR - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyebut, sedang mempersiapkan pembangunan pabrik skala menengah untuk pengolahan komoditas nilam di Aceh.

"Kemenkop UKM saat ini sedang mempersiapkan pembangunan pabrik skala menengah untuk komoditas nilam di Aceh. Karena nilam adalah satu komoditas pertanian/perkebunan yang hampir mudah ditemukan di seluruh Aceh," ujar Staf Ahli Hubungan Antar Lembaga Kemenkop UKM Riza Damanik dalam Orientasi Jurnalis Tahun 2024 di Bogor, Jawa Barat, Kamis, 16 Mei.

Riza menyebut, pembangunan pabrik ini merupakan salah satu upaya pemerintah guna meningkatkan nilai tambah komoditas-komoditas unggulan di Indonesia.

Diketahui, nilam merupakan salah satu penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri parfum.

Dia mengatakan, nilam merupakan salah satu komoditas yang unggul karena memiliki daya ikat yang sangat kuat sehingga daya tahannya lebih lama.

"(Rencana pembangunan pabrik nilam) ini sudah kami bicarakan dan mudah-mudahan bisa terealisasi tahun ini," katanya.

Selain nilam, Kemenkop UKM juga sedang membahas pengembangan komoditas jahe untuk produk herbal.

Saat ini, Kemenkop UKM juga telah membangun beberapa pabrik menengah berupa rumah produksi bersama (RPB) sebagai tempat untuk mengolah potensi lokal menjadi produk unggulan.

Ada delapan lokasi RPB yang telah terbangun, yakni rumah produksi bersama untuk komoditas cabai di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, kulit di Kabupaten Garut, rotan di Kabupaten Sukoharjo, dan susu di Yogyakarta.

Kemudian, ada kakao di Jembrana, Bali, karet di Tanah Laut, Kalimantan Selatan; garam di Pangkep, Sulawesi Selatan serta bambu di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Riza melanjutkan, pihaknya juga sedang melihat potensi dari banyak komoditas lain yang unggul di Indonesia, salah satunya rumput laut.

"Kami saat ini negara eksportir rumput laut. Namun, ekspor olahannya baru sekitar 6 persen, sedangkan 94 persen adalah non olahan. Padahal, apabila rumput laut diolah maka pendapatannya bisa berkali-kali lipat. Bahkan, bisa 13 kali lipat," imbuhnya.