Pasar Optimistis Suku The Fed Tidak Akan Naik Lagi, Rupiah Berpotensi Menguat

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 16 Mei 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Rabu, 15 Mei 2024, Kurs rupiah spot di tutup menguat 0,45 persen ke level Rp16.027 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,37 persen ke level harga Rp16.070 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan para pedagang juga semakin yakin bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada tahun 2024, menyusul komentar dari Ketua Jerome Powell pada hari Selasa.

"Gagasan ini memicu pelemahan dolar, bahkan ketika data inflasi pabrik untuk bulan April mengejutkan secara positif," jelasnya dalam keterangan resminya, dikutip Kamis, 16 Mei.

Komentar Powell dari The Fed, khususnya bahwa kebijakan moneter saat ini cukup ketat untuk menurunkan inflasi, merupakan pendorong utama penurunan dolar.

Namun Powell juga memperingatkan bahwa bank sentral kehilangan kepercayaan bahwa inflasi akan mereda dengan cepat, dan bahwa tekanan harga bisa memakan waktu lebih lama untuk mencapai target tahunan bank sebesar 2 persen.

Komentarnya, ditambah pembacaan PPI yang kuat, membuat pasar waspada terhadap kemungkinan pembacaan indeks harga konsumen bulan April yang berpotensi lebih tinggi dari perkiraan, yang akan dirilis hari ini.

Ibrahim menyampaikan tanda-tanda inflasi yang tinggi kemungkinan akan semakin mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada tahun 2024, sehingga memberikan prospek yang kuat untuk dolar.

Selain itu, AS memberlakukan tarif ketat terhadap sektor-sektor utama Tiongkok seperti baterai kendaraan listrik dan semikonduktor.

Ibrahim menyampaikan tindakan ini diperkirakan akan memicu pembalasan dari Beijing dan dapat memicu kembali perang dagang yang memanas antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, sehingga memberikan prospek yang lemah bagi Tiongkok.

Dari sisi internal, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia kembali mencatat surplus sebesar 3,56 miliar dolar AS pada April 2024 ini. Surplus ini lebih rendah dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 4,58 miliar dolar AS, sesuai ekspektasi para analis.

Meski neraca dagang April ini surplus, namun turun baik secara bulanan maupun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Surplus neraca dagang lebih ditopang oleh nonmigas sebesar 5,17 miliar dolar AS dengan komoditas yang menyumbang utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja.

Ekspor Indonesia sepanjang April 2024 tercatat 19,62 miliar dolar AS atau turun 12,97 persen dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 22,54 miliar dolar AS. Sedangkan, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya naik 1,72 persen yang sebesar 19,28 miliar dolar AS.

Ekspor migas tercatat senilai 1,35 miliar dolar AS pada bulan lalu atau naik 5,03 persen dari Maret 2024. Sedangkan ekspor nonmigas turun 14,06 persen dari 21,25 miliar dolar AS menjadi 18,27 miliar dolar AS. Menurut sektornya, ekspor industri pengolahan tercatat sebesar 14 miliar dolar AS, pertambangan dan lainnya 3,97 miliar dolar AS, serta pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 290 juta dolar AS.

Sementara, untuk komoditas unggulan Indonesia seperti batu bara, besi dan baja, nilai ekspornya meningkat pada April 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Batu bara naik 1,84 persen dari 2,56 miliar dolar AS menjadi 2,61 miliar dolar AS.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Kamis, 16 Mei 2024 dalam rentang harga Rp15.970 - Rp16.070 per dolar AS.