JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jum'at, 16 Agustus 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis, 15 Agustus 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,16 persen di level Rp15.699 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,02 persen ke level harga Rp15.687 per dolar AS.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan harga konsumen AS naik moderat pada bulan Juli dan peningkatan inflasi tahunan melambat menjadi di bawah 3 persen untuk pertama kalinya dalam hampir 3,5 tahun, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga bulan depan.
"Para pedagang lebih menyukai pemangkasan yang lebih kecil, 25 basis poin oleh Fed pada bulan September, menurut CME Fedwatch. Alat tersebut sebelumnya mengindikasikan para pedagang terbagi atas pemangkasan 25 bps dan 50 bps, dengan yang terakhir menyajikan prospek yang lebih baik untuk pasar logam," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Jumat, 16 Agustus.
Ibrahim menyampaikan kekhawatiran investor atas potensi respons Iran terhadap pembunuhan pemimpin kelompok Islam Palestina Hamas bulan lalu mendukung harga. Tiga pejabat senior Iran mengatakan bahwa hanya kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang akan menahan Iran dari pembalasan langsung terhadap Israel atas pembunuhan tersebut.
Dari sisi dalam negeri, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan II-2024 tercatat sebesar 408,6 miliar dolar AS. Utang valas ini tumbuh sebesar 2,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebesar 0,2 persen (yoy) pada kuartal I 2024. Peningkatan tersebut bersumber dari ULN sektor publik maupun swasta.
Sementara itu, ULN pemerintah kembali mencatat kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN pemerintah pada kuartal II-2024 sebesar 191,0 miliar dolar AS, atau mencatat kontraksi pertumbuhan 0,8 persen (yoy), berlanjut dari kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 0,9 persen (yoy).
Hal tersebut dipengaruhi oleh penyesuaian penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Terkait ULN ini, menurut Erwin, pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara pruden, terukur, oportunistik dan fleksibel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah utamanya mencakup Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (20,9 persen dari total ULN pemerintah), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,8 persen), Jasa Pendidikan (16,8 persen), Konstruksi (13,6 persen), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,5 persen).
Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,99 persen dari total ULN pemerintah.
BACA JUGA:
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan tetap meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Jumat, 16 Agustus 2024 dalam rentang harga Rp15.630 - Rp15.720 per dolar AS.