PBB Sebut 450 Ribu Pengungsi dari Rafah Kekurangan Tempat Berlindung, Air dan Toilet
JAKARTA - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan, hampir 450.000 orang yang mengungsi dari Rafah sepekan terakhir kekurangan tempat tinggal, air dan toilet.
Dalam laporannya Hari Selasa UNRWA menyebutkan, keluarga-keluarga terus melarikan diri dari Rafah untuk mencari tempat yang lebih aman, mengungsi ke mana pun mereka bisa, termasuk ke reruntuhan bangunan dan bukit-bukit pasir.
Laporan tersebut mengatakan, keluarga-keluarga yang mengungsi dari Rafah berdatangan ke tempat-tempat yang tidak memiliki tempat berlindung, jamban dan sumber air, melansir CNN 15 Mei.
Lebih lanjut, laporan itu juga menyerukan semua pihak agar menghormati hukum kemanusiaan internasional dan kebutuhan dasar warga sipil "termasuk makanan, tempat tinggal, air dan kesehatan - harus dipenuhi, di mana pun mereka berada di Gaza dan apakah mereka pindah atau tetap tinggal."
Tidak mungkin untuk memperbaiki situasi di lokasi pengungsian jika pasokan tidak dapat masuk ke Gaza, katanya.
Laporan tersebut juga mengatakan pemukim Israel menyerang truk-truk bantuan yang menuju Gaza di Tepi Barat yang diduduki pada hari Senin, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).
"Para pemukim menurunkan muatan dan merusak kendaraan di pos pemeriksaan Tarqumiya dan di dekat pembatas Beit Awwa. Beberapa truk rusak," kata OCHA.
Baca juga:
- Badan Kemanusiaan Desak Deeskalasi di Rafah dan Penyeberangan Kembali Dibuka, Israel-Mesir Saling Menyalahkan
- PBB Luncurkan Investigasi Serangan yang Menewaskan Seorang Stafnya di Rafah
- Rudal Balistik Antarbenua Berbasis Laut Bulava Resmi Masuki Dinas Militer Rusia, Dibawa Kapal Selam Nuklir
- WHO Sebut Tidak Ada yang Salah dengan Angka Korban Tewas di Gaza, Normal Jika Ada Perubahan saat Konflik
PBB menyerukan agar Israel berbuat lebih banyak untuk melindungi truk-truk bantuan dari kekerasan pemukim Israel, serta memastikan semua tuduhan kekerasan pemukim diselidiki dan para pelakunya diadili.