PKS Sodorkan Nama Dedi Aroza dan Agus Salim ke Gerindra untuk Pilkada Kabupaten Bogor
BOGOR - Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melaksanakan safari politik ke Kantor DPC Partai Gerindra untuk menyodorkan dua nama bakal calon bupati pada pilkada setempat.
Dua nama kader PKS yang disodorkan, yakni Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor Dedi Aroza dan Agus Salim yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor.
"Sudah ada lima nama kandidat kami serahkan ke DPW, kemudian DPW PKS Jawa Barat memutuskan Agus Salim dan saya," kata Dedi Aroza di Kantor DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor, Antara, Selasa, 14 Mei.
Dedi menjelaskan bahwa safari politik PKS ke beberapa partai politik di Kabupaten Bogor untuk menyamakan persepsi dalam menyongsong Pilkada 2024.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor Iwan Setiawan di tempat yang sama menyatakan bahwa partainya membuka pintu koalisi untuk partai politik lain, termasuk PKS.
"Jujur ya kalau tadi saya hitung, koalisi dengan PKS itu jelas. Kalau suara PKS yang kemarin pileg dipersentasekan dengan pilkada bisa sama," ujar Iwan.
Menurut dia, butuh melibatkan banyak pihak untuk mewujudkan pembangunan merata di Kabupaten Bogor yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 5,6 juta jiwa tersebar di 40 kecamatan.
Sejauh ini, DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor telah menjalin komunikasi dengan beberapa partai politik untuk Pilkada 2024.
Partai Gerindra Kabupaten Bogor dengan modal raihan 12 kursi pada Pemilu 2024 bisa mengusung pasangan calon bupati dan wakil bupati sendiri pada Pilkada 2024.
Baca juga:
- Ada 8 Nama Muncul untuk Pilgub Jakarta, Hasto PDIP: Namanya di Kantong Bu Megawati
- PDIP Bakal Dengarkan Suara Anak Ranting hingga DPC soal Sikap di Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Prabowo Singgung Bung Karno Bukan Milik Partai Tertentu, Begini Jawaban Hasto PDIP
- Penjaga Warung Madura Dibunuh Saudaranya Pakai Golok Milik Penjual Es Kelapa Muda
Namun, kata Iwan, Partai Gerindra memegang teguh prinsip Ketua Umum Prabowo Subianto yang menganggap partai pemenang tidak bisa berjalan sendiri sehingga harus melibatkan partai lain.
"Kemarin 'kan ikut rakor saya (dengan DPP Partai Gerindra), dibebaskan berkoalisi sesuai dengan kearifan lokal dengan siapa pun," ungkap Iwan.