Kabar Gembira, Penderita Long COVID Tidak Menularkan Virus Corona

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, penderita long COVID tidak akan menularkan virus corona kepada orang di sekitarnya.

Long COVID-19 ini adalah suatu kondisi gejala berkepanjangan yang muncul pada pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19 berdasarkan hasil swab yang sudah negatif.

"Harap dijadikan catatan bahwa mereka yang menderita long COVID tidak akan menularkan gejala yang sama ataupun virus COVID-19 kepada mereka yang berada di sekitarnya," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 9 Maret.

Wiku menjelaskan, umumnya, penderita COVID-19 akan sembuh dalam waktu 2 sampai dengan 6 minggu. Tapi, untuk beberapa orang, beberapa gejala akan dirasakan setelah beberapa minggu dinyatakan pulih. Inilah yang disebut sebagai long COVID. 

Hal ini, kata Wiku, dapat terjadi juga kepada mereka yang menderita gejala ringan, yang berusia muda, dan juga tidak memiliki komorbid.

"Hasil penelitian menunjukkan pada sampel yang berumur 18 sampai dengan 34 tahun yang sebelumnya sehat, 20 persennya melaporkan menderita beberapa gejala yang berkepanjangan setelah menderita COVID-19," ungkap Wiku.

Wiku menjelaskan beberapa gejala yang dirasakan penderita long COVID. Umumnya, gejala long COVID adalah kelelahan, kesulitan bernapas, batuk, sakit persendian, dan sakit dada.

Gejala lain yang juga mungkin ditemui adalah kesulitan untuk berpikir dan berkonsentrasi, depresi, sakit pada otot, sakit kepala, demam, dan jantung berdebar.

Lalu ditemui juga komplikasi medis yang mungkin menyebabkan masalah kesehatan berkepanjangan di beberapa penyintas COVID-19, meskipun jarang terjadi.

Masalah ini tampak mempengaruhi sistem organ tubuh yang berbeda. Antara lain terjadi pembengkakan otot jantung, masalah pada fungsi paru-paru, kerusakan ginjal akut, gatal-gatal dan rambut rontok, serta masalah pada indra penciuman dan perasa.

"Saya harapkan dengan adanya temuan ini, masyarakat dapat lebih waspada. Dampak negatif pada kesehatan ini tidak hanya dirasakan oleh mereka yang menderita komorbid, tapi juga oleh mereka yang berumur cukup muda bahkan tidak menderita komorbid apapun," tutur Wiku.

"Dengan adanya hasil penelitian ini, saya juga sangat berharap beberapa bagian dari masyarakat yang bersikap tak acuh pada COVID-19, bahkan tidak percaya, dapat menimbang kembali caranya beraktivitas," lanjutnya.