Isreal Tutup Penyeberangan Utama Mesir-Palestina, Badan PBB: Kelaparan di Gaza Sulit Dicegah

JAKARTA - Penutupan dua penyeberangan utama ke Jalur Gaza selatan dari Mesir hampir memutus wilayah kantong Palestina dari bantuan luar, sementara persediaan bantuan di yang ditempatkan di dalam hanya sedikit, kata badan-badan PBB pada Hari Selasa.

juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB Jens Laerke mengatakan kepada wartawan , Israel telah menutup penyeberangan Rafah dan Kerem Shalom untuk bantuan dan orang-orang sebagai bagian dari operasi militernya di Rafah, di mana sekitar 1 juta orang yang mengungsi berlindung.

"Dua jalur utama untuk menyalurkan bantuan ke Gaza saat ini terputus," kata Laerke, seraya menambahkan badan-badan PBB memiliki stok yang sangat sedikit di Jalur Gaza, karena pasokan kemanusiaan segera habis, dilansir dari Reuters 8 Mei.

Daerah kantong tersebut hanya memiliki persediaan bahan bakar untuk satu hari, lanjutnya.

"Jika tidak ada bahan bakar yang masuk dalam jangka waktu lama, ini akan menjadi cara yang sangat efektif untuk mengakhiri operasi kemanusiaan," kata Laerke.

Sementara itu, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjawab pertanyaan wartawan, tidak ada pengecualian bagi pasien yang sakit dan terluka.

Meskipun beberapa pasokan non-bahan bakar telah memasuki Gaza melalui penyeberangan Erez utara dalam beberapa hari terakhir, badan-badan PBB mengatakan pasokan tersebut tidak mencukupi dan sulit untuk dikirimkan ke Rafah karena berarti melintasi zona tempur aktif.

"Erez tidak akan cukup," jelas James Elder, juru bicara badan anak-anak PBB (UNICEF).

"Jika gerbang Rafah ditutup dalam jangka waktu lama, sulit untuk melihat bagaimana kelaparan di Gaza dapat dicegah," tandasnya.

Badan-badan PBB mengatakan mereka telah menyiapkan sejumlah bantuan di Rafah, namun persediaan air dan nutrisi berenergi tinggi yang diperlukan untuk merawat anak-anak yang kekurangan gizi sangat sedikit.

Terpisah, militer Israel mengatakan operasi terbatas di Rafah dimaksudkan untuk membunuh para pejuang dan membongkar infrastruktur yang digunakan oleh Hamas, yang memerintah wilayah Palestina yang terkepung.

Israel Defense Forces (IDF) mengatakan pada Hari Selasa, mereka telah mengambil alih kendali operasional Penyeberangan Rafah di bagian selatan Gaza, yang berbatasan dengan Mesir dan berperan penting dalam pengiriman bantuan dan keluarnya orang-orang yang terluka dalam perang Gaza.

Militer Israel melanjutkan, pasukannya memindai daerah tersebut pada pagi hari setelah melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur Rafah pada Senin malam.

Diketahui, jauh sebelum konflik terbaru Hamas-Israel pecah 7 Oktober lalu, PBB telah berulang kali menuduh Israel membatasi akses bantuan meskipun ada peringatan kelaparan.

Menghadapi tekanan internasional yang semakin besar, Israel telah berjanji untuk meningkatkan akses, namun mengatakan badan-badan PBB harus disalahkan karena tidak mendistribusikan bantuan secara lebih efisien di wilayah kantong tersebut.