Apa Itu Grooming Behavior pada Kekerasan Seksual? Ini Ciri Pelaku, Tahapan, hingga Cara Menghadapi Korban

YOGYAKARTA – Apa itu grooming behavior dalam konteks psikologi bisa dipahami sebagai jalan masuk menuju kekerasan seksual. Artikel ini akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan grooming behavior untuk menghindari perundungan seksual.

Istilah grooming sendiri memang digunakan untuk menggambarkan perilaku yang berakhir pada kekerasan seksual. Di situs theconversation dikatakan bahwa sejarah istilah “grooming” bermula dari tahun 1980-an yang kala itu terdapat serangkaian investigasi kejahatan seks terhadap anak-anak di Amerika Serikat.

Apa Itu Grooming Behavior

Dilansir dari Australian Catholic University, perilaku grooming adalah perilaku manipulatif terhadap seorang untuk mendapatkan kepercayaan mereka. Biasanya pelaku grooming akang membangun hubungan baik dengan target kemudian menggunakan kekuasaan pelaku atas mereka. Karena alasan inilah mengapa grooming behavior dianggap jadi titik awal kekerasan seksual terhadap anak.

Harus dipahami bahwa grooming behavior bisa dilakukan secara online maupun offline. Perilaku grooming secara online dilakukan oleh pelaku menggunakan aplikasi media sosial atau aplikasi kencan yang memberikan fasilitas percakapan. Pelecehan seksual secara verbal sangat rentan terjadi dalam proses ini.

Sedangkan grooming offline dilakukan oleh pelaku yang ternyata memiliki peran-peran tertentu di sebuah kelompok seperti keluarga atau teman dekat. Alasan inilah mengapa perilaku ini sulit untuk terdeteksi.

Ciri-ciri Pelaku Grooming Behavior

Meski sulit untuk dideteksi, seseorang yang berpotensi melakukan grooming behavior tetap bisa dikenali. Beberapa ciri perilaku yang mengarah ke grooming adalah sebagai berikut.

  • Seseorang melakukan kontak fisik bersifat seksual dan tidak pantas terhadap anak kecil, misalnya bermain kasar, berpelukan, menyentuk bagian intim
  • Memberi perhatian khusus kepada anak tertentu seperti memberi hadiah tanpa alasan jelas
  • Pelaku biasanya menghabiskan waktu sendiri dengan anak tertentu dibanding menghabiskan waktu bersama teman sebaya dewasanya
  • Menargetkan tubuh anak dengan cara yang tidak pantas.

Proses Terjadinya Grooming

Secara umum tujuan grooming adalah mendapat kekuasaan atas anak kemudian melakukan tindakan manipulatif demi tujuan seksual. Grooming memiliki pola perilaku yakni sebagai berikut.

  • Menargetkan anak tertentu
  • Membangun kepercayaan sekaligus hubungan baik dengan anak dan keluarga target
  • Memberikan perhatian khusus ke anak yang sudah ditargetkan
  • Mengisolasi anak
  • Mulai melakukan tindakan manipulatif dengan tujuan kekerasan seksual
  • Pelaku akan mempertahankan kuasa dan kendali atas anak saat kekerasan seksual terjadi, contoh mengancam, meminta untuk merahasiakan, dan sebagainya.

Apa yang Harus Dilakukan Saat Menjumpai Korban Grooming?

Harus diketahui bahwa pelaku grooming atau groomer sangat terampil dalam mengisolasi korban. Bahkan mereka mampu mengisolasi korban dari keluarga atau temannya sendiri. Saat Anda menjumpai seorang anak yang terindikasi sebagai korban grooming, hal yang bisa dilakukan adalah dengan mendekati korban secara sabar, suportif, dan tanpa syarat, seperti dilansir theconversation.

Tentu pendekatan tersebut butuh waktu yang lama karena korban kemungkinan akan mendapatkan intimadasi atau merasa ketakutan. Tetap jaga komunikasi dengan korban agar korban mau mengungkapkan perasaannya.

Itulah informasi terkait apa itu grooming behavior. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.