Mengenal Penyebab Trust Issue dan Cara Mengatasinya
YOGYAKARTA – Trust issue adalah kemampuan untuk mempercayai dan mengandalkan orang lain terganggu. Beberapa tanda yang paling mudah dikenali ketika mengalami trust issue, antara lain menghindari komitmen dalam hubungan romantis, menghindari persahabatan dekat atau hubungan sosial, dan sulit memaafkan ejekan kecil yang disalahartikan sebagai sesuatu yang besar.
Kepercayaan merupakan keyakinan akan keandalan dan kebenaran orang lain. Dengan kepercayaan, kita mengukur integritas dan kejujuran orang lain secara subjektif kalau mereka dapat diandalkan untuk melakukan hal benar. Namun terkadang kita tidak yakin siapa yang harus dipercaya, seberapa besar rasa percaya, dan kapan tidak harus percaya.
Penyebab trust issue, antara lain disebabkan pengalaman masa kecil yang buruk, perselingkungan dalam hubungan orang dewasa, gaslighting, atau pelecehan narsistik dari orang yang dicintai. Selain yang dijelaskan di atas, masalah kepercayaan dialami seseorang dengan ditandai penuh rasa takut akan penghianatan, pengabaian, atau manipulasi.
Karena takut akan penghianatan, seseorang mungkin terlalu protektif dan menolak memaafkan meskipun itu adalah kesalahan kecil. Mereka yang mengalami trust issue juga merasa kesepian atau tertekan karena mengambil jarak dan menghindari komitmen dari orang lain. Pistanthrophobia, atau trust issue, bukan kondisi mental dalam DSM-5. Tetapi menyebabkan tekanan mental dan emosional yang signifikan sehingga memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Cara mengatasi trust issue, berikut penjelasannya dilansir Thriveworks.
1. Menerima risiko
Kepercayaan mungkin dianggap berisiko bagi seseorang yang memiliki trust issue. Tetapi penting diterima risikonya, bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna. Kita pun juga pernah mengecewakan orang lain bukan? Untuk itu, ketika mulai belajar percaya pada integritas orang lain atau orang terdekat, Anda harus menerima risiko yang timbul. Ketika muncul rasa kecewa, bukan berarti hubungan dengan orang berakhir dan disudahi. Penting dicatat, ini tentang menetapkan dan mengkomunikasikan ekspektasi dan batasan yang tepat.
2. Pelajari cara kerja kepercayaan
Beberapa orang bisa percaya pada orang lain sampai mereka punya alasan untuk tidak mempercayainya. Ketika Anda sedang memulihkan diri dari pengkhianatan masa lalu, tak apa menunggu kepercayaan tumbuh. Tetapi penting untuk tetap proaktif dalam berkomunikasi dan menetapkan batasan kapan bisa mulai percaya dan mengandalkan orang terdekat Anda.
3. Ambil risiko emosional
Pada momen tertentu, Anda perlu ‘melompat’ maju ke depan. Ambillah risiko emosional dan biarkan diri menjadi rentan. Pilihlah untuk percaya pada orang terdekat Anda yang tentu saja bisa membuat Anda tergerak terbuka.
4. Temukan akar masalahnya
Masalah kepercayaan seringnya berasal dari masa lalu yang buruk. Jika Andda tidak yakin memiliki trust issue, lakukan pencarian jati diri. Pikirkan tentang pengalaman masa lalu yang menyebabkan masalah kepercayaan. Penting pula memahami mengapa Anda takut dan apa yang ditakutkan. Jika memerlukan bantuan melakukan hal ini, pertimbangkan bekerja sama dengan konselor atau psikolog klinis.
5. Berkomunikasi dengan jujur
Komunikasi yang buruk adalah salah satu alasan utama memburuknya pernikahan dan hubungan lainnya. Lakukan bagian Anda, dan teruslah jujur kepada orang-orang dalam hidup Anda. Juga, bicarakan dengan mereka tentang keragu-raguan Anda untuk percaya.
Baca juga:
6. Memahami intensitas interaksi
Setiap interaksi berfungsi membangun kepercayaan. Mulailah memahami pola interaksi, untuk siapa lebih intens dan untuk siapa dengan batasan dan ekspektasi tidak berlebihan.
Selain memahami intensitas interaksi sesuai porsi pada setiap pihak, berikan penghargaan kepada mereka yang menjadi support system Anda. Karena tanpa mereka orang-orang yang Anda percaya, tidak akan mendapatkan dukungan untuk kesejahteraan emosional. Selain itu, Anda dapat belajar banyak tentang siapa, apa, mengapa, dan bagaimana Anda percaya dari hubungan ini.
Itulah penjelasan mengenai penyebab dan cara mengatasi trust issue. Penting dicatat, jika gagal jangan menyerah untuk mencoba kembali percaya.