Aston Martin Pertahankan Mesin V12 di Tengah Gelombang Elektrifikasi

JAKARTA - Aston Martin tetap berkomitmen pada kendaraan listrik dan berencana untuk mengadopsi penggerak listrik hibrida plug-in untuk jajaran produknya, namun merek Inggris ini juga meluncurkan mesin V12 baru.

Dalam rilis pabrikan awal Mei, Aston Martin mengatakan mesin V-12 yang didesain ulang ini akan menghasilkan tenaga 824 hp yang buas dan torsi 1000 Nm. Mesin yang didesain ulang ini memiliki blok silinder yang diperkuat, kepala silinder yang didesain ulang, dan posisi busi yang diatur ulang, serta berbagai perubahan lainnya.

Aston Martin tidak menyebutkan secara spesifik pada mobil mana mesin ini akan digunakan, tetapi mengatakan mesin ini akan tersedia dalam "model dengan ketersediaan paling eksklusif dan terbatas."

Mesin ini pertama kali akan muncul pada model flagship baru yang belum disebutkan namanya yang akan memulai debutnya pada tahun 2024, kata perusahaan tersebut.

Namun menurut laporan Autonews, dikutip 5 Mei, Aston Martin mungkin memberikan petunjuk di mana mesin itu akan ditempatkan, sekaligus mengakhiri spekulasi analis bahwa nama Vanquish akan kembali.

Mesin buatan tangan ini akan diproduksi dalam jumlah terbatas, kata Aston Martin.

"Mesin V12 telah lama menjadi simbol kekuatan dan prestise, tetapi juga merupakan pernyataan hasrat engineering dan kecakapan teknis," kata Roberto Fedeli, chief technical officer Aston Martin, dalam sebuah pernyataan.

Sementara, beberapa rival Aston Martin seperti Lamborghini dan Ferrari berencana untuk mempertahankan mesin V12. Sementara itu, Bentley mengakhiri produksi mesin 12 silindernya, yang disusun dalam formasi W alih-alih bentuk V, pada tahun ini.

Diketahui, peluncuran jajaran mobil listrik Aston Martin mengalami penundaan, lini tersebut akan mencakup sebuah crossover, crossover bergaya coupe, mobil sport, dan hypercar yang semuanya dirancang dan dibangun di platform yang sama. Keempat kendaraan tersebut telah dirancang, tetapi pengiriman akan dimulai pada tahun 2027 - dua tahun lebih lambat dari rencana awal di tengah ketidakpastian seputar permintaan pelanggan.