SKK Migas dan ExxonMobil Lakukan Pemboran Sumur B-13 Tingkatkan Produksi Migas Nasional

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) melakukan pemboran sumur B-13 untuk peningkatan produksi migas nasional

Kegiatan pemboran sumur tersebut merupakan pemboran sumur pertama dalam kegiatan pemboran Banyu Urip Infill Clastic di Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur pada Sabtu 27 April dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

Kepala Divisi Pengeboran dan Perawatan Sumur SKK Migas Surya Widyantoro lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Senin mengatakan SKK Migas akan terus mengawal setiap upaya peningkatan produksi migas dan mencari sumur-sumur baru atau eksisting guna meningkatkan produksi minyak dan gas nasional.

"Pemboran sumur baru dan perawatan sumur eksisting di tahun 2024 akan gencar dilakukan KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) dengan pengawasan SKK Migas," kata Surya, dikutip dari Antara, Senin 29 April.

Pemboran tersebut, lanjut Surya, diharapkan menambah potensi cadangan minyak baru dari struktur sumur B-13.

Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan pada 2024 ini, kegiatan pemboran sumur eksplorasi akan terus lakukan secara masif oleh KKKS), salah satunya adalah yang dilakukan EMCL.

"Pemboran dilakukan dalam rangka mencari dan menemukan giant discovery dan mengejar target 1 juta BOPD dan 12 MMSCFD Gas di tahun 2030," kata Hudi.

Menurut Hudi, penemuan giant discovery yang diharapkan dapat mendorong minat investor untuk menggarap potensi hulu migas di Indonesia yang masih menjanjikan

Adapun, kegiatan pemboran sumur Banyu Urip Infill Clastic dilakukan mulai 2024 sampai dengan 2025 yang terdiri atas lima sumur infill carbonate dan dua sumur infill clastic.

Sumur pertama B-13 berada di antara sumur eksisting Lapangan Banyu Urip Bojonegoro dan dibor directional menggunakan rig PDSI-40.3 dengan rencana kedalaman akhir sumur 6527 ftMD selama 50 hari ke depan.

Setelah pemboran B-13 akan dilanjutkan dengan sumur B-12 dan kedua sumur tersebut akan langsung diproduksikan melalui tie in ke fasilitas produksi Banyu Urip. Selanjutnya, akan diikuti oleh pengeboran tiga sumur infill carbonate dan dua sumur infill clastic pada well pad yang berbeda.

Kegiatan pemboran Banyu Urip terutama dari sumur infill clastic diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak secara nasional dan kontribusinya dapat mendukung produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) di 2030.