Pasukan Filipina Tembak Mati Algojo Pemenggal Kepala Milisi Abu Sayyaf

JAKARTA - Pasukan Filipina menembak mati seorang algojo dari milisi Abu Sayyaf, yang di masa lalunya pernah terlibat dalam pemenggalan kepala 10 marinir Filipina dan dua orang Vietnam yang diculik. Polisi mengatakan pada Jumat 26 April, penembakan terjadi di wilayah selatan negara kepulauan tersebut.

Polisi Filipina, yang didukung oleh agen intelijen militer berhasil menewaskan Nawapi Abdulsaid dalam baku tembak singkat pada Rabu malam di kota pesisir terpencil Hadji Mohammad Ajul di Pulau Basilan. Abdulsaid telah diintai petugas selama berminggu-minggu.

Abu Sayyaf adalah kelompok milisi bersenjata yang kerap melakukan kekerasan. Kelompok militan ini telah dimasukkan dalam daftar hitam oleh Amerika Serikat dan Filipina sebagai organisasi teroris karena melakukan penculikan, pemenggalan kepala, pengeboman , dan serangan berdarah lainnya untuk mendapatkan uang tebusan.

Kelompok ini telah melemah karena mengalami banyak kekalahan dalam pertempuran, menyerah, dan pertikaian sesama anggota. Namun Abu Sayyaf tetap menjadi ancaman keamanan khususnya di Filipina selatan, yang merupakan wilayah bagi minoritas Muslim di negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik.

Abdulsaid, yang menggunakan nama samaran Khatan, adalah salah satu dari beberapa anggota milisi Abu Sayyaf yang bersekutu dengan kelompok ISIS.

Sebuah laporan rahasia polisi mengatakan bahwa Abdulsaid telah terlibat dalam setidaknya 15 pemenggalan kepala di Basilan, termasuk 10 marinir Filipina di kota Al-Barka pada tahun 2007 dan dua dari enam pelaut Vietnam yang diculik di dekat Kota Sumisip pada tahun 2016. Orang-orang Vietnam tersebut ditangkap ketika sedang lewat menggunakan kapal kargo.

Dia juga terlibat dalam serangan terhadap pasukan pemerintah pada tahun 2022 dan pengeboman pada bulan November yang menewaskan dua anggota milisi pro-pemerintah dan melukai dua lainnya di Basilan, kata laporan itu.

Pada hari Senin lalu, pasukan Filipina membunuh pemimpin kelompok pemberontak lainnya beserta 11 anak buahnya yang disalahkan atas pengeboman dan pemerasan di Provinsi Maguindanao del Sur.

Tujuh tentara terluka dalam bentrokan dengan anggota Pejuang Kemerdekaan Islam Bangsamoro.

Abu Sayyaf dan Pejuang Kemerdekaan Islam Bangsamoro termasuk di antara beberapa kelompok kecil bersenjata yang masih berjuang untuk melancarkan pemberontakan separatis di Filipina selatan.

Kelompok separatis bersenjata terbesar, Front Pembebasan Islam Moro telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan Pemerintah Filipina pada tahun 2014 yang meredakan pertempuran sporadis selama puluhan tahun.

Komandan pemberontak Front Pembebasan Islam Moro kini menjadi anggota parlemen dan administrator wilayah otonom Muslim di lima provinsi dalam pengaturan transisi setelah menandatangani perjanjian perdamaian. Mereka sedang mempersiapkan pemilu reguler yang dijadwalkan tahun depan.