Terungkap! Bule Tidak Pakai Masker di Pesawat Citilink Tumpangi Rute Denpasar – Labuan Bajo
JAKARTA - Informasi yang beredar di jagat Twitter hari ini terkait foto sejumlah penumpang asing yang tidak mengenakan masker di dalam pesawat yang diduga milik maskapai Citilink akhirnya terkonfirmasi secara jelas
Melalui Vice President Corporate Secretary Citilink Resty Kusandarina, maskapai berpelat merah itu mengakui bahwa peristiwa tersebut terjadi pada penerbangan Citilink QG 634 dari Denpasar menuju Labuan Bajo Sabtu, 6 Maret.
“Awak kabin Citilink telah mengumumkan baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris bahwa seluruh penumpang wajib mengenakan masker selama berada dalam penerbangan Citilink. Selain itu awak kabin kami memberikan teguran kepada penumpang yang tidak mengenakan masker yang disampaikan secara personal,” ujarnya kepada VOI, Sabtu, 6 Maret.
“Setelah ditegur, penumpang yang tidak mengenakan masker tersebut kembali mengenakan masker. Dapat disampaikan bahwa penerbangan berjalan lancar dan tidak ada kendala sampai di Labuan Bajo” tegasnya.
Tidak hanya itu, Citilink disebut Resty telah mempersiapkan cadangan masker secara gratis apabila dibutuhkan pada situasi tertentu.
“Awak kabin Citilink menawarkan masker baru kepada penumpang tersebut apabila masker milik penumpang tersebut rusak atau hilang,” katanya.
Untuk diketahui, kabar soal penumpang pesawat Citilink yang tidak mematuhi protokol kesehatan pertama kali diungkap oleh akun Twitter @KSwazey pada Sabtu 6 Maret sekitar pukul 11.00 WIB.
Baca juga:
“Sekali lagi terbang dari Bali, sekali lagi bule-bule bebas dan dibiarkan masuk pesawat tanpa masker,” katanya.
Tidak hanya itu, dia juga menyebut bahwa kru pesawat utamanya pramugari dinilai tidak melakukan teguran terhadap penumpang yang abai tersebut.
“Pramugari diam dan tidak bilang apa-apa kepada mereka,” sebutnya.
Lalu, dalam postingan selanjutnya Kelli menginformasikan pula bahwa salah satu aspek protokol kesehatan yakni menjaga jarak tidak dipatuhi secara benar.
“Pesawat penuh setengah, penumpang dipaksa duduk bersama di row belakang tanpa social distancing. Kursi-kursi di depan tetap kosong,” imbuhnya.