Subaru Akhiri Produksi Legacy pada 2025 Mendatang
JAKARTA - Subaru mengumumkan bahwa sedan Legacy akan berakhir masa produksinya akhir musim semi 2025.
Legacy merupakan model Subaru terlama yang eksis, tapi dihentikan produksi model ini bukan tanpa alasan mengingat pabrikan sedang transisi menuju elektrifikasi.
Menurut laman resmi merek, Rabu, 24 April, Subaru berniat untuk melakukan perpindahan ke kendaraan listrik sepenuhnya. Solterra menjadi model EV pertama yang dihadirkan oleh perusahaan yang telah dijual pertengahan 2022. Terlebih, pabrikan berlogo “enam bintang” ini juga akan memproduksi sebanyak delapan model EV pada tahun 2028 mendatang. Solterra masih menjadi satu-satunya kendaraan ramah lingkungan yang dimiliki oleh Subaru.
Kembali ke Legacy, model ini juga mengalami tren penurunan dalam penjualannya hingga 13,1 persen pada kuartal pertama atau sebanyak 4.398 di Amerika Serikat (AS), menjadikannya yang ketiga dalam penjualan terendah selain Solterra dan BRZ.
Jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan dengan WRX yang memiliki pasar lebih kecil berorientasikan pada performa dan penggila otomotif dengan jumlah 4.404 unit [ada kuartal awal 2024.
Subaru Legacy 2025 akan dibekali dengan teknologi canggih seperti EyeSight Driver Assist Technology yang telah menjadi standar pada semua model merek dari Jepang ini.
Model ini akan tiba di jaringan retail pada musim semi ini dan akan dijual dengan harga mulai dari 24.895 dolar AS atau sekitar Rp401,7 jutaan.
Baca juga:
Didesain untuk pasar Amerika Serikat (AS), Legacy pertama kali diperkenalkan pada tahun 1989 lalu dan menjadi model Subaru pertama yang dirakit di AS, tepatnya di Indiana Plant. Sejak pertama kali diperkenalkan, mobil ini berhasil terjual sebanyak 1,3 juta unit.
Generasi pertama dari model ini memulai era baru bagi Subaru dengan sedan dan wagon berukuran menengah yang menampilkan gaya ramping dan teknologi canggih seperti injeksi bahan bakar multi-titik, rem cakram empat roda, suspensi independen penuh, dan tersedia Full-Time AWD.