Gejolak di Timur Tengah Berdampak pada Sektor Energi, Menteri ESDM: Stok BBM Cukup hingga 30 Hari ke Depan

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan pasokan energi berupa minyak dan gas dalam negeri dalam kondisi aman di tengah memanasnya konflik antara Israel dan Iran.

Arifin mengatakan stok energi khususnya BBM masih dalam kondisi aman dengan ketahanan di kisaran 17 hingga 30 hari.

Dikatakan Arifin, saat ini pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) sebagai badan usaha telah menyusun langkah-langkah pengamanan energi untuk mengantisipasi eskalasi konflik ini.

"Indonesia sendiri stoknya cukup lah tergantung dari komoditasnya itu di antara 17-30 hari," ujar Arifin.

Dikatakan Arifin pihaknya juga telah meminta Pertamina untuk mengambil langkah pengamanan termasuk pengiriman crude dan BBM dari daerah konflik.

Tak hanya itu, Arifin bilang saat ini pemerintah juga telah mempersiapkan opsi negara-negara alternatif yang akan memasok crude, BBM dan LPG.

Arifin bilang pihaknya mempertimbangkan beberapa negara di benua Afrika sebagai alternatif karena tidak melalui Selat Hormuz yang terletak di antara dua negara yang mengalami konflik.

“Kami kalau lihat dari pemetaannya, kami bisa lihat kalau dari Afrika kan tidak lewat (Selat Hormuz),”imbuh Arifin.

Arifin mengatakan, salah satu negara yang tengah dipertimbangkan sebagai alternatif adalah Mozambik.

Selain Mozambik, Arifin menuturkan, pihaknya mempertimbangkan negara Guyana yang terletak di Amerika Latin sebagai alternatif lain.

Pemilihan Guyana sebagai alternatif lantaran Venezuela masih menerima sanksi AS.

“Bisa juga Latin,Venezuela disetrap. Mungkin ada yang baru, Guyana,” timpal Arifin.

Selain mencari pasokan untuk minyak mentah, Menteri ESDM juga menyinggung terkait alternatif suplai untuk elpiji jika sewaktu-waktu ada eskalasi konflik di Timur Tengah.

“Kami bisa lihat yang ada di Australia atau di belahan Benua Amerika yang tidak lewat lintasan (Selat Hormuz). Kalau tidak lewat lintasan itu bisa,” sambung Arifin.