Terlibat Kasus Penipuan Terbesar, Konglomerat Properti Vietnam Divonis Hukuman Mati
JAKARTA - Konglomerat properti Vietnam Truong My Lan dijatuhi hukuman mati pada Kamis, 14 April 2023 waktu setempat. Hukuman tersebut diberikan karena keterlibatannya dalam kasus penipuan keuangan terbesar di negara tersebut.
Mengutip dari Reuters, Jumat, 12 April, Lan dan antek-anteknya dituduh terlibat kasus penipuan keuangan senilai 12,46 miliar dolar AS atau sekitar Rp200 triliun (kurs Rp16.000).
Persidangan yang dimulai pada 5 Maret 2024 di Pengadilan Rakyat Kota Ho Chi Minh ini berakhir lebih awal dari yang direncanakan. Hal ini merupakan salah satu hasil dramatis dari kampanye melawan korupsi yang telah dijanjikan oleh pemimpin Partai Komunis yang berkuasa, Nguyen Phu Trong, selama bertahun-tahun untuk diberantas.
Media pemerintah setempat melaporkan Lan dinyatakan bersalah atas penggelapan, penyuapan dan pelanggaran peraturan perbankan seputar pemberian pinjaman. Selain dijatuhi hukuman mati atas tuduhan penggelapan, ia dikenakan dua tuduhan lainnya dengan hukuman 20 tahun penjara.
"Kami akan terus berjuang untuk melihat apa yang bisa kami lakukan," kata seorang anggota keluarga kepada Reuters, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya. Sebelum putusan dijatuhkan, dia mengatakan Lan akan mengajukan banding atas hukuman tersebut.
Lan telah mengaku tidak bersalah atas tuduhan penggelapan dan penyuapan, kata Nguyen Huy Thiep, salah satu pengacara Lan kepada Reuters.
Diketahui, Lan merupakan pimpinan perusahaan pengembangan real estat Van Thinh Phat Holdings Group. Ia dituduh mengambil alih aset dari Bank Komersial Saham Gabungan Saigon atau Saigon Joint Stock Commercial Bank (SCB) dengan mengambil pinjaman ilegal kepada Van Thinh Phat dan perusahaan cangkang.
Sebagian besar pembelaan Lan didasarkan pada pengacaranya yang berpendapat bahwa dia hanya mengendalikan sekitar 15 persen bank dan tidak memiliki posisi resmi di bank tersebut, sehingga menunjukkan bahwa tuduhan penggelapan tidak pantas.
Namun, para saksi yang memiliki saham besar mengatakan kepada pengadilan bahwa mereka diperintahkan untuk bertindak atas nama Lan. Oleh karena itu, hakim memutuskan bahwa Lan memegang saham pengendali lebih dari 90 persen di SCB melalui kuasanya dan merupakan pemilik secara de facto bank tersebut.
Pinjaman tersebut dilaporkan bernilai total 44 miliar dolar AS dan menyumbang lebih dari 90 persen pinjaman SCB antara 2012 dan 2022. Diperkirakan 12,3 miliar dolar AS diduga disalurkan ke Van Thinh Phat, sementara dana lainnya digunakan secara pribadi.
Terdapat lebih dari 1.000 pinjaman telah dilunasi oleh Lan menurut hakim. Namun, pengadilan mengatakan dia harus memberikan kompensasi penuh kepada bank.
Reuters juga melaporkan bahwa selain Lan, lebih dari 80 orang lainnya termasuk pejabat bank sentral telah didakwa.
Baca juga:
- Godok RUU Baru, MA Vietnam Usul Pidana Penjara Maksimal bagi Remaja Nakal Dikurangi
- Bos Narkotika di Lapas Rajabasa Lampung, Kendalikan Ganja dari Aceh ke Jawa
- Kakorlantas: Kecelakaan Turun 12 Persen Selama Arus Mudik Lebaran 2024
- Pascalongsor, Tol Bocimi Ruas Cigombong-Cibadak Siap Difungsikan Mulai Kamis Siang
Politisi tingkat tinggi termasuk mantan presiden Vietnam telah dipaksa mengundurkan diri sehubungan dengan kasus tersebut. Tak ketinggalan, ratusan pejabat serta pengusaha pun telah dijatuhi hukuman.