Google, Pertimbangkan Kenakan Biaya untuk Fitur Premium pada Mesin Pencari Berbasis AI
JAKARTA - Menurut laporan Financial Times pada Rabu, 3 Maret, Google sedang mempertimbangkan untuk mengenakan biaya untuk fitur premium pada mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI) miliknya. Laporan ini mengutip orang-orang yang akrab dengan rencana tersebut.
Perusahaan teknologi tersebut sedang mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk mengintegrasikan fitur pencarian yang ditenagai oleh AI ke layanan langganan premiumnya, yang saat ini memberikan akses ke asisten AI baru bernama Gemini dalam Gmail dan Docs.
Langkah ini akan menjadi kali pertama bagi Google untuk menyembunyikan salah satu produk intinya di balik tembok pembayaran, karena perusahaan tersebut berusaha untuk meraih posisi di ruang AI yang bergerak cepat. Mesin pencari tradisionalnya akan tetap gratis dan iklan akan terus muncul bersama hasil pencarian bahkan untuk pelanggan berlangganan, tambah laporan tersebut.
Baca juga:
- Microsoft dan Quantinuum Makit Dekat Menuju Komersialisasi Komputer Kuantum
- Sudah Dapat Izin, Starlink Siap Layani Masyarakat Indonesia Mulai dari IKN
- Victoria VR Berintegrasi dengan OpenAI untuk Membawa Pengalaman AI ke Dunia Realitas Virtual
- Spotify Berencana Menaikkan Harga Langganan di Beberapa Negara
"Kami tidak sedang mengerjakan atau mempertimbangkan pengalaman pencarian tanpa iklan. Seperti yang sudah kami lakukan berkali-kali sebelumnya, kami akan terus membangun kemampuan dan layanan premium baru untuk meningkatkan penawaran langganan kami di seluruh Google," kata Google seperti dikutip VOI dari Reuters.
Google, yang menciptakan teknologi dasar yang membuat booming AI saat ini, juga terlibat dalam pertempuran dengan dua pemain industri yang telah menarik perhatian dunia bisnis - pencipta ChatGPT, OpenAI dan pendukungnya Microsoft.