China Desak Israel Patuhi Piagam PBB Usai Serangan Mematikan Terhadap Konvoi Bantuan Kemanusiaan

JAKARTA - Pemerintah China mengutuk peristiwa serangan mematikan yang menewaskan tujuh pekerja kemanusiaan yang bekerja untuk organisasi nirlaba World Central Kitchen (WCK) di Jalur Gaza, Palestina.

Badan amal dan pihak berwenang di wilayah kantong Palestina mengatakan, para pekerja kemanusiaan itu tewas akibat serangan udara Israel pada Hari Senin.

"China menentang semua tindakan yang membahayakan warga sipil, merusak fasilitas sipil dan melanggar hukum internasional," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada Hari Selasa, melansir CNN 2 April.

China "terkejut dengan serangan tersebut," tambah Wang.

Lebih jauh Wang mengatakan, warga sipil "tidak boleh menjadi target, dan keselamatan pekerja bantuan kemanusiaan internasional tidak boleh terancam."

Ia juga mendesak semua pihak, "terutama Israel," untuk "memenuhi kewajiban mereka di bawah Piagam PBB, gencatan senjata dengan segera dan melakukan segala upaya untuk melindungi warga sipil, rumah sakit dan fasilitas sipil lainnya yang secara khusus dilindungi oleh Konvensi Jenewa."

Diberitakan sebelumnya, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya tujuh pekerja bantuan dari sebuah tim yang mengantarkan makanan kepada warga sipil di Gaza, menurut WCK dan pihak berwenang di daerah kantong tersebut.

Mereka bepergian dengan dua mobil lapis baja berlogo WCK dan kendaraan lain, kata WCK dalam sebuah pernyataan.

Meskipun gerakannya terkoordinasi dengan Israel Defense Forces (IDF), konvoi tersebut diserang ketika meninggalkan gudang Deir al-Balah, setelah menurunkan lebih dari 100 ton bantuan makanan kemanusiaan yang dibawa ke Gaza melalui laut, kata WCK.

“Ini bukan hanya serangan terhadap WCK, ini adalah serangan terhadap organisasi kemanusiaan yang muncul dalam situasi paling mengerikan di mana makanan digunakan sebagai senjata perang,” kata Erin Gore, kepala eksekutif World Central Kitchen, melansir Reuters.

Mereka yang tewas termasuk seorang warga negara ganda AS-Kanada, serta orang-orang dari Australia, Polandia, Inggris dan seorang warga Palestina, menurut organisasi nirlaba tersebut.

Sementara itu, militer Israel mengatakan pihaknya sedang melakukan tinjauan menyeluruh di tingkat tertinggi untuk memahami keadaan yang disebutnya sebagai insiden tragis.

"IDF melakukan upaya ekstensif untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman, dan telah bekerja sama dengan WCK dalam upaya penting mereka untuk menyediakan makanan dan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza," sebut IDF.

Terpisah, kelompok militan Hamas dalam sebuah pernyataan mengatakan, serangan itu bertujuan untuk meneror pekerja lembaga kemanusiaan internasional, sehingga menghalangi mereka menjalankan misi mereka.