Timnas 3X3 Putra Indonesia Terhenti di Kualifikasi FIBA 3X3 Asia Cup 2024
JAKARTA – Perjalanan Timnas Basket 3X3 Putra Indonesia di FIBA 3X3 Asia Cup 2024 yang berlangsung di Singapura pekan ini harus berhenti di babak kualifikasi.
Tim besutan pelatih Fandi Andika Ramadhani itu sebenarnya menutup penyisihan Grup B dengan kemenangan 16-10 melawan Kepulauan Mariana Utara di OCBC Square, Singapore Sports Hub, Kamis, 28 Maret 2024, siang WIB.
"Dengan hasil ini, peluang kami tertutup ke FIBA 3X3 Asia Cup 2024. Awalnya, kami berharap anak-anak menang 21 poin kemudian Sri Lanka kalah dari Korea Selatan. Nyatanya, Sri Lanka juga bisa kalahkan Korea Selatan," ujar Fandi dalam keterangan.
Total Timnas 3X3 Putra Indonesia membukukan dua kemenangan dari tiga laga Grup B. Sebelumnya, tim yang diisi oleh pemain-pemain muda ini sukses menghentikan tim kuat Korea Selatan dengan skor 13-11.
Baca juga:
Sementara itu, satu-satunya kekalahan yang dirasakan Indonesia terjadi saat melawan Sri Lanka, yang berakhir dengan skor akhir 14-21. Hasil dua kemenangan itu menempatkan Indonesia di peringkat kedua klasemen akhir grup.
Fandi mengatakan bahwa dirinya sangat optimistis dengan masa depan tim ini sekalipun mereka gagal masuk ke putaran final. Pasalnya, tim muda ini baru mengetahui merasakan debut persaingan di level Asia.
"Jika ada kejuaraan seperti ini ke depan, mereka sudah harus siap. Mungkin dengan ditambah dua pemain lagi, kami tidak akan pusing mencari pemain 3X3 lagi ke depannya," kata dia.
Pada kejuaraan tahun ini, Timnas 3X3 Putra Indonesia hadir dengan modal pemain-pemain muda. Mereka merupakan tim yang baru dibentuk dan dikirim untuk merasakan persaingan di level lebih tinggi.
Pemain-pemain yang dipanggil ialah Serigne Modou Kane (18 tahun), Erick Ibrahim Junior (20 tahun), Muhammad Daffa Shaldy (19 tahun), dan Jason Christhoufer Kurniawan (25 tahun) yang paling senior di tim.
Fandi berharap tim ini dibentuk untuk masa depan. Karena itu, perlu disiapkan dengan waktu yang lebih panjang. Selain itu, mereka perlu banyak diikutsertakan di kejuaraan-kejuaraan level Asia.
"Kami ambil pelajaran di sana karena level kontaknya beda dengan di kita, begitu juga dengan cara bermainnya juga berbeda," tutur Fandi.