BI Siapkan Antisipasi Kenaikan Inflasi Pangan selama Ramadan 2024
JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono mengatakan di tengah perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Hari Raya Idulfitri terdapat potensi lonjakan permintaan pangan sehingga perlu adanya penguatan pasokan dan efisiensi rantai pasok untuk mendukung stabilitas harga dan ketahanan pangan.
"Secara khusus di Kalimantan sejalan dengan potensi peningkatan permintaan sebagai dampak masifnya pembangunan Proyek Strategis Nasional termasuk Ibu Kota Nusantara, upaya penguatan pasokan dan efisiensi rantai pasok menjadi krusial untuk memastikan stabilitas harga dan ketahanan pangan di wilayah Kalimantan," katanya dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kalimantan Timur Rabu, 27 Maret 2024.
Doni menyampaikan Bank Indonesia meyakini bahwa inflasi IHK 2024 tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen. "Namun demikian kita perlu bekerja lebih keras lagi dalam mengawal inflasi di tahun 2024 termasuk di periode hari besar keagamaan nasional atau HBKN," tuturnya.
Menurut Doni di tengah tekanan Global yang tinggi, Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang kuat tercermin dari inflasi indeks harga konsumen pada Februari 2024.
Sebagai informasi, inflasi indeks harga konsumen pada Februari 2024 sebesar 2,75 persen yoy, ditopang oleh inflasi inti yang rendah sebesar 1,8 persen dan inflasi administered price yang menurun menjadi 1,67 persen. Namun, di sisi lain inflasi volatile food masih menunjukkan peningkatan dan menjadi 8,47 persen.
Menurut Doni masih tingginya inflasi volatile food akibat dampak fenomena El Nino, faktor musiman, dan pergeseran musim tanam yang terutama terjadi pada komunitas beras dan cabe merah.
Doni menambahkan terkait musim panen padi yang diperkirakan baru akan berlangsung di akhir Maret dan April 2024 dikhawatirkan akan berdampak terhadap laju inflasi nasional.
Baca juga:
“Kita semua berharap bahwa realisasi inflasi pada periode HBKN Ramadan dan Idulfitri dalam beberapa tahun terakhir terkendali kembali dapat diwujudkan pada tahun ini,” ucapnya.
Doni menyampaikan beberapa tantangan perlu diantisipasi, mulai dari sisi pasokan, distribusi dan pemenuhan pasokan komoditas impor agar tidak memberikan tekanan inflasi lebih lanjut.
“Sejumlah permasalahan struktural seperti fluktuasi produksi antara waktu dan antar daerah juga terus kita upayakan solusinya melalui sinergi erat TPIP (tim pengendali inflasi pusat) dan TPID (tim pengendali inflasi daerah), melalui GNPIP di berbagai daerah,” jelasnya.