Runtuhnya Jembatan Baltimore, Ganggu Ekspor dan Impor Industri Otomotif di AS
JAKARTA - Sebuah kapal kontainer menabrak jembatan dengan empat jalur di pelabuhan Baltimore, Amerika Serikat, pada Selasa dini hari waktu setempat, menyebabkan jembatan tersebut runtuh dan membuat kendaraan serta orang-orang yang berada di atasnya jatuh ke sungai di bawah.
Belum diketahui secara pasti berapa banyak orang yang tewas atau terluka dalam bencana tersebut. Dinas Pemadam Kebakaran Baltimore menyebutnya sebagai "insiden dengan banyak korban jiwa."
Otoritas transportasi Maryland mengatakan lalu lintas di Pelabuhan Baltimore ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Diketahui, pelabuhan ini merupakan pelabuhan AS yang paling sibuk untuk pengiriman mobil, menangani lebih dari 750.000 kendaraan pada tahun 2022.
Melansir Autonews, 26 Maret, pelabuhan Baltimore merupakan pelabuhan penting bagi industri otomotif AS di mana di sinilah aktivitas ekspor dan impor berlangsung bagi pabrikan seperti Nissan, Toyota, General Motors, Jaguar Land Rover, Volvo, hingga Volkswagen.
Baca juga:
Ditutupnya salah satu pelabuhan utama di Pantai Timur AS tersebut mengancam terganggunya pasokan barang, mulai dari mobil, batu bara, dan komoditas lainnya seperti gula. Para ahli mengatakan hal ini dapat menciptakan kemacetan dan meningkatkan keterlambatan serta biaya di pesisir pantai Timur Laut. Pelabuhan ini menangani sebagian besar impor mobil dan merupakan salah satu yang terbesar untuk ekspor batu bara.
Tim penyelamat berhasil mengevakuasi dua orang yang selamat, satu dalam kondisi kritis, dan sedang mencari lebih banyak korban di Sungai Patapsco setelah bentangan besar jembatan sepanjang 1,6 mil Francis Scott Key ambruk ke dalam air.
Pejabat Baltimore mengatakan setidaknya tujuh orang diyakini telah tercebur ke air tetapi tidak dapat memberikan angka pasti beberapa jam setelah tabrakan, yang menutup salah satu pelabuhan tersibuk di AS.