Tak Puas dengan DSP dan Media Sosial, James Blake Gabung Platform Superfans
JAKARTA - James Blake memutuskan untuk bergabung dengan salah satu platform superfans bernama Vault. Penyanyi, penulis lagu dan produser musik asal Inggris itu merasa cara ini lebih baik untuknya dan penggemar, ketimbang apa yang ada di digital streaming platform (DSP).
“Vault adalah tempat untuk berbagi musik secara lebih intim sebelum lagu dirilis di tempat lain (jika memang pilihan anda), secara instan dan dengan kemampuan untuk berkomunikasi dengan audiens anda,” tulis James Blake, mengutip Instagram miliknya, Selasa, 26 Maret.
“Kami tidak dapat menjangkau penggemar kami sendiri melalui DSP. Mengapa kita tidak bisa? Karena merekalah pemilik datanya. Dengan Vault, artis memiliki datanya,” lanjutnya.
Blake tampak tidak setuju dengan cara kerja industri musik yang mengharuskan musisi bekerja lebih keras untuk berpromosi di media sosial. Baginya, seorang musisi seharusnya berkarya.
Baca juga:
“Berlangganan memungkinkan seorang artis untuk fokus membuat musik, bukan mempromosikan dan membuat TikTok. Setiap kali saya memiliki lagu, saya ingin membagikannya kepada dunia. Lebih dari sekedar musik, tur pra-penjualan, dll. Ada banyak cara menarik yang bisa dilakukan di masa depan,” katanya.
“para seniman, bayangkan alih-alih menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan pengikut TIkTok/IG, anda justru mengembangkan basis penggemar di Vault. Anda akan tertawa ketika label menanyakan di mana lagu viral anda, karena anda sudah dibayar.”
Dengan bergabungnya James Blake ke platform superfans, maka mereka yang berlangganan berkesempatan menikmati rilisan sang artis sebelum karya tersebut muncul di platform lain.
“Sesuatu yang mungkin tidak dipahami orang tentang berlangganan, bagi seorang artis, itu berarti kepastian,” tutur James Blake.
“Kebanyakan seniman akan memberi tahu anda bahwa mereka jarang merasakannya dalam hidup mereka. Saya ingin para seniman tidak terlalu khawatir terhadap apa yang mereka hasilkan, dan mengurangi rasa takut yang mengarah pada ketidakpastian. Kita tidak akan pernah bisa menghilangkan ketidakpastian dalam musik, namun platform perlu mendorong para artis untuk membuat musik favorit mereka yang paling integral, bukan hanya momen besar TikTok yang berdurasi 15 detik.”