Punya Rencana Mudik Lebaran Pakai Mobil Listrik? Simak Hal Berikut ini
JAKARTA - Hari Raya Idulfitri atau Lebaran menjadi sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat yang beragama Islam. Karena pada momentum ini, ada tradisi mudik atau pulang kampung yang dijalankan masyarakat.
Biasanya, masyarakat memilih mudik atau pulang kampung menggunakan angkutan umum.
Namun, ada juga kendaraan pribadi baik roda dua atau sepeda motor maupun roda empat atau mobil. Bahkan, ada juga yang menggunakan mobil listrik.
Anggota BPJT Unsur Masyarakat Kementerian PUPR Tulus Abadi mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan beberapa hal, jika ingin mudik menggunakan mobil listrik.
Pertama, memastikan baterai mobil terisi penuh sebelum melakukan perjalanan mudik.
Selain itu, kata Tulus, pengguna mobil listrik juga harus mengetahui titik-titik Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
“Pengguna mobil listrik harus memastikan ketika berangkat full baterainya. Sekali lagi ini pengguna harus tahu betul titik-titik mana yang ada SPKLU-nya,” tuturnya dalam agenda Forum Merdeka Barat 9, di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Jakarta, Senin, 25 Maret.
Tulus mengatakan bahwa titik-titik SPKLU harus diketahui pengguna mobil listrik agar bisa memperkirakan tempat pengisian baterai.
“Kira-kira di rest area mana yang bisa mengisi ulang sebelum melanjutkan perjalanan. Karena kita harus mengantisipasi traffic yang tadinya gak macet, tidak ada volume traffic tinggi, tiba-tiba ada dan itu menguras energi tentu saja, baik itu BBM maupun listrik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Tulus juga bilang jika pengguna mobil listrik mengalami kendala seperti misalnya kehabisan baterai, maka petugas khusus derek akan membantu mencari SPKLU terdekat.
“Mekanisme di jalan tol setiap ada mobil mogok, ada petugas khusus yang akan menderek ke bengkel terdekat, nanti kalau dia mobil listrik tentu akan dibawa ke rest area yang ada SPKLU-nya,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa potensi pergerakan masyarakat secara nasional pada masa Lebaran 2024 atau Idulfitri mencapai 193,6 juta orang.
“Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh BKT terdapat tren peningkatan potensi pergerakan masyarakat secara nasional pada masa Lebaran 2024, yaitu sebesar 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 193 juta orang,” ujar Budi saat konferensi pers secara virtual, Minggu, 17 Maret.
Baca juga:
Sekadar informasi, dari total 193,6 juta orang yang bakal melakukan pergerakan di periode Lebaran 2024, sebanyak 20,3 persen atau 39,32 juta memilih menggunakan kereta api.
Lalu, 19,4 persen atau 37,51 juta menggunakan bus.
Kemudian, masyarakat yang memilih menggunakan mobil pribadi sebanyak 18,3 persen atau 35,42 juta, dan sepeda motor sebesar 16,07 persen atau 31,12 juta.
Adapun minat masyarakat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tidak adanya COVID-19, ekonomi keluarga, cuti bersama, liburan anak sekolah, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi, serta kondisi cuaca.