Gagal Tes Alkohol Sebelum Penerbangan Transatlantik, Pilot Ini Dibebastugaskan dan Dihukum Penjara
JAKARTA - Seorang pilot maskapai penerbangan Delta Airlines dibebastugaskan dan dijatuhi hukuman 10 bulan penjara, lantaran kedapatan mabuk dan gagal tes sebelum menjalani penerbangan transatlantik dari Bandara Edinburgh, Skotlandia, menurut pernyataan pengadilan.
Pilot itu bernama Lawrence Russell Jr. (63) dan berkewarganegaraan Amerika Serikat. Sedianya, dijadwalkan menjadi kapten penerbangan dari Edinburgh ke bandara JFK New York, Amerika Serikat pada pagi hari tanggal 16 Juni 2023.
Tetapi, ia gagal dalam tes alkohol, setelah kadar alkohol dalam darahnya melebihi batas sah yang ditetapkan. Dia membawa dua botol minuman keras Jägermeister di tasnya ketika datang untuk bekerja, salah satunya setengah penuh, kata pengadilan pada Selasa pekan ini.
Penerbangan transatlantik hari ini harus dibatalkan dan Russell kehilangan pekerjaannya di Delta, menurut pernyataan pengadilan dari Kehakiman Skotlandia.
"Delta menyadari insiden ini dan membebastugaskan pilot tersebut, sambil melakukan penyelidikan menyeluruh dengan berkoordinasi dengan pihak berwenang Skotlandia," kata seorang juru bicara Delta, melansir CNN 20 Maret.
Pada saat itu, Delta juga meminta maaf kepada para pelancong yang terkena dampaknya.
Dalam putusan pengadilan, Sheriff (Hakim) Alison Stirling mengatakan kepada Russell: "Tas Anda ditemukan berisi dua botol Jägermeister, salah satunya terbuka dan isinya kurang dari setengahnya. Karena Anda mengenakan seragam pilot, polisi dihubungi. Petugas tiba tak lama kemudian. Anda memberikan rincian Anda kepada polisi, dan memberi tahu mereka bahwa Anda adalah kapten Delta Airlines.”
Ketika ditanya tentang botol yang terbuka, pilot mengatakan dia telah minum pada malam sebelumnya, namun dia gagal dalam tes napas pada pagi hari saat dia berangkat kerja. Dia diamankan dan kemudian diambil sampel darahnya yang ditemukan melebihi batas.
Batasan legal di Skotlandia adalah 20 miligram untuk mengemudikan pesawat, sedangkan batasan untuk mengemudikan mobil adalah 50 miligram, menurut pengadilan.
Sedangkan di Negeri Paman Sam, batasan bagi seorang pilot adalah 0,04 konsentrasi alkohol dalam darah. Peraturan federal AS melarang siapa pun bertindak sebagai awak penerbangan sipil dalam waktu delapan jam setelah mengonsumsi alkohol atau saat berada di bawah pengaruh alkohol.
Pengadilan mengatakan, Russell adalah seorang pecandu alkohol yang sedang dalam masa pemulihan dan berhasil menyelesaikan program pengobatan setelah kejadian tersebut, dan dia sekarang dalam tahap remisi.
Dia pernah dua kali mengemudi dalam keadaan mabuk, menurut pengadilan, yang juga mencatat dia belum pernah dihukum di Inggris.
Kapten pilot pesawat jenis Boeing-767 itu mengaku bersalah atas dakwaan "kesempatan pertama" pada tanggal 5 Maret, yang berperan dalam mengurangi hukumannya dari 15 bulan menjadi 10 bulan, kata pengadilan.
Baca juga:
- Serbu RS Al Shifa dan Tangkap Ratusan Militan, IDF: Mereka yang Melawan Dihabisi
- Australia dan Inggris Peringatkan Potensi Dampak Buruk Serangan Israel ke Rafah
- Kepala WHO Sebut hanya Memperbanyak Penyaluran Bantuan Melalui Darat yang Bisa Mencegah Kelaparan di Gaza
- Sebut Kesenjangan Hamas-Israel Menyempit Tapi Masih Ada Tantangan Nyata, Menlu AS Yakin Ada Kesepakatan
Sheriff menambahkan, hukuman penjara adalah hal yang pantas, mengingat "sifat serius" dari pelanggaran tersebut, dengan mengatakan: "Pelanggaran Anda menunjukkan tingkat kesalahan yang tinggi dan potensi besar terjadinya kerugian serius."
Pernyataan pengadilan mengatakan, kesaksian Russell sendiri mengenai insiden tersebut menunjukkan dia "menyesal atas ketidaknyamanan" yang disebabkan oleh pembatalan penerbangan terhadap perusahaan dan para penumpang.
Sedangkan pengacara Russell, Pamela Rodgers, mengatakan kepada CNN, dia tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut mengenai hukuman tersebut karena kerahasiaannya.