Menlu AS Blinken Sebut Kesenjangan Hamas-Israel Menyempit, Kesepakatan Gencatan Senjata Sangat Mungkin Terjadi
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan gencatan senjata selama enam minggu dan pembebasan sandera antara Hamas dengan Israel sangat mungkin terjadi, seiring dengan menyempitnya kesenjangan kedua belah pihak.
"Kami bekerja sangat keras dengan Qatar, Mesir dan Israel untuk mengajukan proposal yang kuat. Hamas tidak mau menerimanya. Mereka kembali dengan tuntutan lain. Para negosiator sedang mengupayakan hal itu saat ini, namun saya yakin hal itu sangat mungkin dilakukan dan sangat diperlukan," kata Blinken kepada Al Hadath, seperti melansir The Times of Israel 21 Maret.
"Jika Hamas peduli dengan orang-orang yang mereka wakili, maka mereka akan mencapai kesepakatan karena hal itu akan berdampak langsung pada gencatan senjata, mengurangi penderitaan yang luar biasa, membawa lebih banyak bantuan kemanusiaan, dan kemudian memberi kita kemungkinan untuk memiliki sesuatu yang lebih langgeng," tambahnya.
Diketahui, Amerika Serikat meluncurkan dorongan diplomatik baru untuk gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung hampir enam bulan, untuk membebaskan sandera dan mendatangkan bantuan makanan untuk mencegah kelaparan di wilayah kantong Palestina tersebut.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken kembali melakukan kunjungan ke Timur Tengah minggu ini, di mana ia akan bertemu dengan para pemimpin senior Mesir dan Arab Saudi, untuk "membahas arsitektur yang tepat untuk perdamaian abadi" dan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Baca juga:
- Menlu Inggris Cameron Sebut Gencatan Senjata di Gaza Penting Tapi Banyak Syarat yang Harus Dipenuhi
- Prancis Nilai Pernyataan Kepala Intelijen Rusia Soal Pengiriman Pasukan ke Ukraina Sebagai Provokasi
- Kepala Intelijen Ukraina Sebut Prancis Siapkan 2.000 Tentara untuk Dikirim ke Ukraina
- Polisi Brasil Selidiki Pemalsuan Data Vaksinasi COVID-19 Mantan Presiden Bolsonaro
Ini akan menjadi perjalanan keenamnya ke kawasan tersebut sejak konflik terbaru pecah pada 7 Oktober lalu. Belakangan, Menlu Blinken memasukkan agenda untuk mengunjungi Israel Jumat esok dalam agenda perjalanannya kali ini.