IDF Kembali Serbu RS Al Shifa di Gaza, AS Soroti Strategi Israel Menangani Kelompok Hamas
JAKARTA - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan mengatakan, operasi militer (Israel Defense Forces - IDF) terbaru Israel yang menargetkan Hamas di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, menyoroti kekhawatiran Washington bahwa Israel tidak memiliki strategi berkelanjutan dalam menargetkan kelompok militan tersebut.
"Israel pernah membersihkan Shifa satu kali. Hamas kembali ke Shifa, yang menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana memastikan kampanye berkelanjutan melawan Hamas sehingga mereka tidak dapat melakukan regenerasi, tidak dapat merebut kembali wilayah tersebut," kata Sullivan dalam konferensi pers, melansir The Times of Israel 19 Maret.
Washington diketahui telah lama menilai Israel gagal mengajukan alternatif yang layak terhadap pemerintahan Hamas, dengan menolak upaya untuk mempromosikan warga Palestina lokal yang terhubung dengan Otoritas Palestina dengan dukungan dari sekutu Arab, untuk mengisi kekosongan yang diciptakan oleh pembubaran awal kelompok militan tersebut oleh Israel.
Sebaliknya, PM Benjamin Netanyahu berupaya memberdayakan para pemimpin klan lokal yang tidak memiliki hubungan dengan PA (Otoritas Palestina) atau Hamas, untuk memfasilitasi distribusi bantuan dan pada akhirnya memerintah Jalur Gaza. Namun, tidak ada indikasi strategi ini berhasil.
Di berbagai tempat di bagian utara Gaza, aktivitas Hamas telah bangkit kembali dalam beberapa minggu terakhir, seiring dengan dilaporkannya IDF yang memohon kepada para pemimpin politik untuk membuat keputusan yang lebih jelas dan realistis, mengenai pengelolaan Gaza pascaperang atau berisiko menyia-nyiakan keuntungan militer.
"Dari sudut pandang kami, hal ini menghubungkan tujuan Israel dengan strategi berkelanjutan. Itu adalah hal terakhir yang perlu kita fokuskan saat ini, daripada membiarkan Israel menghancurkan Rafah. Itulah yang dibicarakan presiden dengan perdana menteri hari ini," terang Sullivan, merujuk pada pembicaraan telepon telepon Presiden Joe Biden dengn PM Netanyahu kemarin.
Namun, ia membela aspek-aspek operasi terbaru Israel di RS Al Shifa dengan menyatakan, IDF sedang mengejar para komandan senior Hamas dan "jelas bahwa Hamas membalas serangan Israel dari rumah sakit itu."
Sullivan juga menegaskan kembali, Hamas terus menggunakan infrastruktur sipil "untuk menyimpan senjata, untuk komando dan kendali, serta untuk menampung para pejuang."
"Hal ini memberikan beban tambahan pada Israel yang hanya sedikit dihadapi oleh militer, pemberontakan yang mengakar, kelompok teroris yang menggunakan perisai institusi sipil untuk melindungi diri mereka sendiri selama pertempuran, daripada menghadapi Israel di medan pertempuran terbuka," katanya. menambahkan.
Sebelumnya, militer Israel menggerebek kompleks Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, Palestina pada Senin pagi, mengatakan mereka menewaskan lebih dari 20 pria bersenjata, dalam sebuah operasi yang menurut otoritas kesehatan Palestina menyebabkan banyak korban jiwa dan memicu kebakaran hebat di salah satu bangunan.
Pasukan khusus, yang didukung oleh infanteri dan tank, melakukan "operasi tepat" berdasarkan intelijen, rumah sakit tersebut kembali digunakan oleh para pemimpin Hamas dan ditembaki ketika mereka memasuki kompleks tersebut, kata militer.
Baca juga:
- Diplomat Uni Eropa Sebut Israel Memicu Kelaparan di Jalur Gaza
- Pejabat Senior Hamas Sebut Proposal Gencatan Senjata yang Mereka Ajukan Logis
- Israel Putuskan Gelar Operasi Militer di Rafah, Gedung Putih: Kami Tidak akan dan Tidak Bisa Mendukung
- UNICEF Sebut 13 Ribu Anak Tewas di Jalur Gaza Akibat Serangan Israel
"Kami menangkap lebih dari 200 tersangka teroris dan kini sedang diinterogasi. Kami menewaskan lebih dari 20 orang di dalam kompleks rumah sakit," kata juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari, melansir Reuters.
Lebih lanjut, Laksda Hagari juga mengungkapkan, satu tentara Israel tewas dalam peristiwa tersebut.
"Hamas mencoba membangun kembali basisnya di rumah sakit dan menggunakannya sebagai tempat perlindungan bagi teroris yang melarikan diri. Kami tidak akan membiarkan hal ini dan terus menyerang tempat mana pun yang Hamas coba kembalikan cengkeramannya," jelas Laksda Hagari.