Militer Israel Klaim Tewaskan 20 Pria Bersenjata dalam Penyerbuan ke RS Al Shifa di Gaza
JAKARTA - Pasukan Israel menggerebek kompleks Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, Palestina pada Senin pagi, mengatakan mereka menewaskan lebih dari 20 pria bersenjata, dalam sebuah operasi yang menurut otoritas kesehatan Palestina menyebabkan banyak korban jiwa dan memicu kebakaran hebat di salah satu bangunan.
Pasukan khusus, yang didukung oleh infanteri dan tank, melakukan "operasi tepat" berdasarkan intelijen, bahwa rumah sakit tersebut kembali digunakan oleh para pemimpin Hamas, dan ditembaki ketika mereka memasuki kompleks tersebut, kata militer.
"Kami menangkap lebih dari 200 tersangka teroris dan kini sedang diinterogasi. Kami menewaskan lebih dari 20 orang di dalam kompleks rumah sakit," kata juru bicara Israel Defense Forces (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari, melansir Reuters 19 Maret.
Lebih lanjut, Laksda Hagari juga mengungkapkan, satu tentara Israel tewas dalam peristiwa tersebut.
"Hamas mencoba membangun kembali basisnya di rumah sakit dan menggunakannya sebagai tempat perlindungan bagi teroris yang melarikan diri. Kami tidak akan membiarkan hal ini dan terus menyerang tempat mana pun yang Hamas coba kembalikan cengkeramannya," jelas Laksda Hagari.
Tentara Israel menyebarkan selebaran baru di sekitar rumah sakit di Kota Gaza.
“Kepada semua orang yang ada atau menjadi pengungsi di Rimal dan para pengungsi di Al Shifa dan sekitarnya: Anda berada di zona pertempuran yang berbahaya. IDF beroperasi keras di wilayah pemukimannya untuk menghancurkan infrastruktur teror,” kata pernyataan itu, yang memerintahkan masyarakat mengambil jalan pesisir menuju Al-Mawasi di Jalur Gaza bagian selatan.
Pihak militer mengatakan pasukan telah diinstruksikan mengenai pentingnya beroperasi dengan hati-hati serta langkah-langkah yang harus diambil untuk menghindari bahaya terhadap pasien, warga sipil, staf medis dan peralatan medis, dan mengatakan pasien tidak diharuskan untuk dievakuasi.
Al Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza sebelum perang, kini menjadi satu-satunya fasilitas kesehatan yang beroperasi sebagian di wilayah utara, dan juga menampung ratusan warga sipil yang mengungsi.
"Tiba-tiba, kami mulai mendengar suara ledakan, beberapa kali pengeboman, dan tak lama kemudian tank mulai bergerak, mereka datang dari jalan barat menuju Al Shifa, kemudian suara tembakan dan ledakan semakin meningkat," kata Mohammad Ali yang tinggal sekitar satu kilometer dari rumah sakit.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya ini adalah invasi ulang ke Kota Gaza," tambahnya, seraya mengatakan aktivitas militer dimulai sekitar pukul 01.00 waktu setempat.
Baca juga:
- Diplomat Uni Eropa Sebut Israel Memicu Kelaparan di Jalur Gaza
- Pejabat Senior Hamas Sebut Proposal Gencatan Senjata yang Mereka Ajukan Logis
- Israel Putuskan Gelar Operasi Militer di Rafah, Gedung Putih: Kami Tidak akan dan Tidak Bisa Mendukung
- UNICEF Sebut 13 Ribu Anak Tewas di Jalur Gaza Akibat Serangan Israel
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan kebakaran terjadi di pintu masuk kompleks rumah sakit, menyebabkan kasus sesak napas di antara pengungsi perempuan dan anak-anak yang berlindung di rumah sakit. Dikatakan komunikasi telah terputus, dengan orang-orang terjebak di dalam unit operasi dan darurat di salah satu gedung.
"Ada korban jiwa, termasuk kematian dan luka-luka, dan tidak mungkin menyelamatkan siapa pun karena intensitas api dan sasarannya adalah siapa pun yang mendekati jendela," jelas kementerian.
Terpisah, Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan, militer Israel telah melakukan kejahatan baru dengan secara langsung menargetkan gedung rumah sakit tanpa mempedulikan pasien, staf medis, atau pengungsi di dalamnya.