Iran dan China Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Vladimir Putin di Pemilu Rusia

JAKARTA - Pemimpin China dan Iran mengucapkan selamat atas kemenangan Vladimir Putin dalam Pemilu Rusia, saat petahana itu diperkirakan memecahkan rekor suara tertinggi dalam pemilihan di negara itu.

Presiden Iran Ebrahim Raisi di antara mereka yang pertama yang mengucapkan selamat kepada Vladimir Putin atas kemenangannya dalam pemilihan Presiden Rusia, lapor media pemerintah.

"Presiden Republik Islam Iran dalam pesannya dengan tulus mengucapkan selamat kepada Vladimir Putin atas kemenangan menentukan dan terpilihnya kembali sebagai Presiden Federasi Rusia," lapor kantor berita negara IRNA, dikutip dari The Times of Israel 19 Maret.

Di Beijing, Presiden China Xi Jinping juga menyampaikan ucapan selamat kepada kolega Pemimpin Kremlin, mengatakan terpilihnya kembali Putin "sepenuhnya mencerminkan dukungan rakyat Rusia," lapor media pemerintah Beijing.

"Terpilihnya kembali Anda merupakan demonstrasi penuh dukungan rakyat Rusia terhadap Anda. Saya yakin di bawah kepemimpinan Anda, Rusia pasti akan mampu mencapai prestasi yang lebih besar dalam pembangunan dan konstruksi nasional," kata Presiden Xi, menurut Xinhua News, dikutip dari Reuters.

Diketahui, Beijing telah memperkuat hubungannya dengan Moskow selama beberaa tahun terakhir, kendati kritik Barat meningkat atas perang di Ukraina.

"Tiongkok sangat mementingkan perkembangan hubungan Tiongkok-Rusia dan siap menjaga komunikasi erat dengan Rusia, guna mendorong perkembangan kemitraan strategis komprehensif Tiongkok-Rusia yang berkelanjutan, sehat, stabil dan mendalam," kata Presiden Xi, menurut laporan tersebut.

Tahun ini menandai peringatan 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Rusia, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian, seraya menambahkan bahwa kedua kepala negara akan terus menjaga komunikasi yang erat.

Diberitakan sebelumnya, petahana Vladimir Putin menang telak dalam Pemilihan Presiden di Rusia pada Hari Minggu, mencatat rekor raihan suara tertinggi serta bisa menjadi pemimpin terlama di negara itu dalam dua abad terakhir.

Putin meraih 87,8 persen suara, yang merupakan hasil tertinggi dalam sejarah Rusia pasca-Uni Soviet, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga jajak pendapat Public Opinion Foundation (FOM). Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VCIOM) menempatkan Putin pada 87 persen. Hasil resmi pertama menunjukkan bahwa jajak pendapat tersebut akurat.

Kandidat komunis Nikolai Kharitonov menempati posisi kedua dengan suara di bawah 4 prsen, diikuti pendatang baru Vladislav Davankov di posisi ketiga dan ultra-nasionalis Leonid Slutsky di posisi keempat.

Mantan letnan kolonel KGB ini pertama kali naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1999. Hasil ini akan melanggengkan Putin untuk melewati Josef Stalin dan menjadi pemimpin terlama di Rusia selama lebih dari 200 tahun terakhir, jika ia menyelesaikan masa jabatannya.