Di Depan Komisi VI DPR, Bos Bulog Ngaku Kesulitan Serap Beras Dalam Negeri

JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamirthi mengungkapkan pihaknya sudah mulai melakukan pengadaan beras dalam negeri seiring dengan masuknya musim panen.

Namun, Bayu mengaku Bulog belum bisa melakukan pengadaan atau menyerap beras dari dalam negeri secara Public Service Obligation (PSO).

Alasannya, sambung Bayu, karena harga gabah masih dibanderol Rp7.000 per kilogram (kg). Harga tersebut berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Bulog sebesar Rp5.000 per kg.

“Saat ini sudah mulai panen dan Bulog mulai mengadakan pengadaan dalam negeri. Hanya saja kami harus laporkan untuk harga beli Bulog, untuk beras, saat ini masih sekitar Rp13.000 per kg dan gabah masih sekitar Rp7.000 per kg dan ini masih berada di atas HPP,” kata Bayu dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 13 Maret.

“Jadi, HPP kita saat ini adalah Rp5.000, sehingga dengan demikian Bulog belum bisa melakukan pengadaan secara PSO,” sambungnya.

Meski belum bisa melakukan pengadaan dari dalam negeri secara PSO, Bayu mengaku Bulog masih bisa menyerap beras dalam negeri secara komersial.

“Tapi (kami) masih mengadakan pengadaannya menggunakan pendekatan komersial,” ujar Bayu.

Terkait stok beras, Bayu mengatakan saat ini stok yang dimiliki Perum Bulog dalam posisi yang cukup. Stok tersebut juga tersebar ke seluruh Indonesia.

Berdasarkan data yang dipaparkan Bayu, per Selasa 12 Maret 2024 stok beras yang dimiliki Bulog sebanyak 1.105.344 ton. Detailnya, ada 1.093.987 ton beras stok CBP dan 11.356 ton stok beras komersial.