Kantor HAM PBB Tegaskan Israel Tidak Boleh Menyerang Rafah atau akan Menimbulkan Banyak Korban Jiwa

JAKARTA - Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa menegaskan serangan Israel ke Rafah tidak boleh terjadi, karena itu akan menyebabkan hilangnya banyak nyawa warga Palestina dan memperburuk situasi kesehatan di sana.

"Jika Israel melancarkan ancaman serangan militer ke Rafah, di mana 1,5 juta orang terpaksa mengungsi dalam kondisi yang menyedihkan dan tidak manusiawi, setiap serangan darat di Rafah akan menimbulkan banyak korban jiwa dan akan meningkatkan risiko kejahatan kekejaman lebih lanjut," jelas Jeremy Laurence, juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, melansir The Times of Israel 8 Maret.

"Ini tidak boleh terjadi," tegasnya.

Diketahui, sekitar 1,5 juta orang diperkirakan berdesakan di Rafah, di pinggiran paling selatan wilayah kantong yang dekat dengan perbatasan dengan Mesir, sebagian besar dari mereka meninggalkan rumah mereka di utara untuk menghindari serangan militer Israel.

Sebelumnya, PM Benjamin Netanyahu mengatakan pada Hari Kamis, Israel akan terus melanjutkan serangannya terhadap Hamas, termasuk ke Kota Rafah di Gaza selatan, meskipun ada tekanan internasional untuk menghentikannya.

"Ada tekanan internasional dan tekanan ini terus meningkat, namun terutama ketika tekanan internasional meningkat, kita harus bersatu, kita harus bersatu melawan upaya menghentikan perang," katanya, dilansir dari Reuters.

Dia menambahkan, Israel akan beroperasi di seluruh Gaza, "termasuk Rafah, benteng terakhir Hamas".

"Siapa pun yang meminta kami untuk tidak bertindak di Rafah berarti meminta kami kalah perang dan hal itu tidak akan terjadi," kata PM Netanyahu.

Rencana serangan Israel ke Rafah mendapat sorotan dan tentangan dari berbagai pihak, termasuk PBB, Amerika Serikat hingga Uni Eropa, mengkhawatirkan korban sipil yang akan ditimbulkan akibat serangan ke wilayah tersebut.