Cara Menentukan Ramadan Versi NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah
YOGYAKARTA - Perbedaan waktu kapan dimulainya puasa merupakan hal yang biasa di Indonesia. Penetapan awal Ramadan ini selalu dinantikan oleh umat Muslim di tanah air. Terdapat perbedaan cara menentukan Ramadan versi NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah.
Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah memiliki metode yang berbeda dalam menentukan awal Ramadan. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 jatuh pada Senin (11/3). Sementara PBNU memperkirakan awal puasa tahun ini jatuh pada Selasa (12/3).
Meski Muhammadiyah dan NU sudah menyampaikan penetapan atau perkiraan awal Ramadan 2024, Kementerian Agama belum mengumumkan kapan dimulainya ibadah puasa. Jika berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, biasanya pemerintah atau Kemenag akan mengikuti awal Ramadan versi NU.
Cara Menentukan Ramadan Versi NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah
Adanya perbedaan penetapan awal Ramadan di Indonesia bukan dicetuskan secara asal-asalan. Baik NU maupun Muhammadiyah memiliki metode khusus untuk menetapkan kapan dimulainya puasa. Berikut ini cara menentukan awal puasa versi NU, Muhammadiyah, dan pemerintah yang penting untuk diketahui:
Awal Ramadan 2024 Versi Muhammadiyah
Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah sudah menentukan 1 Ramadan 1445 H melalui metode wujudul hilal. Metode ini mengharuskan dipenuhinya tiga syarat secara kumulatif. Syarat tersebut yaitu: bulan kamariah baru dimulai pada hari ke-29 saat Matahari terbenam, telah terjadi ijtimak sebelum Matahari terbenam, saat Matahari terbenam masih terlihat di atas ufuk.
"Jika satu dari ketiga kriteria tersebut tidak terpenuhi, bulan baru dimulai pada hari ke-30," dilansir dari laman resmi PP Muhammadiyah.
Muhammadiyah sudah lebih dulu menetapkan awal puasa jatuh pada Senin Terkait penetapan 1 Ramadan 1445 jatuh pada Senin (11/3). Berdasarkan metode penetapan Ramadan Muhammadiyah, pada Minggu ijtima terjadi pukul 16.07 WIB. Ketika Matahari terbenam di Yogyakarta, Bulan berada di ketinggian oo derajat 56 menit 28 detik.
Hal tersebut menandakan hilal sudah wujud, yang artinya pada hari yang sama (di seluruh Indonesia) Bulan terlihat di atas ufuk ketika Matahari terbenam kecuali di Papua, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Maluku Utara.
Awal Ramadan 2024 Versi NU
PBNU menetapkan awal Ramadan 1445 H menggunakan metode rukyatulhilal atau pemantauan hilal pada Minggu. Ketua Lembaga Falakiyah PBNU KH Sirril Wafa mengatakan pengamatan posisi hilal, dari segi tinggi maupun elongasinya, tidak dapat dirukyat lewat pengalaman atau tajribah.
"Jadi langkah ikmal atau istikmal Sya'ban sebagaimana tertulis di almanak PBNU sudah benar. Insyaallah fix 1 Ramadan 1445 H bertepatan dengan 12 Maret 2024 M," tuturnya dikutip dari NU Online.
Falakiyah PBNU memaparkan bahwa hilal berada pada ketinggian 0 derajat 11 menit 25 detik pada hari Minggu. Sementara ijtima atau konjungsi terjadi Minggu pukul 16.00 WIB. Titik markaz Jakarta ini bertempat di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, dengan koordinat 6 derajat 11 menit 25 derajat LS dan 106 derajat 50 menit 50 detik BT.
PBNU akan menyelenggarakan rukyatul hilal secara serentak di berbagai titik, mulai dari pinggir pantai yang mengarah ke barat maupun di gedung tinggi dengan ufuk barat yang tidak terhalang. Terdapat sebanyak 50-60 titik di Indonesia barat, tengah, dan timur yang menjadi lokasi rukyatul hilal.
Awal Ramadan 2024 Versi Pemerintah
Pemerintah mengumumkan penetapan awal Ramadan melalui Sidang Isbat yang diadakan secara luring maupun daring. Sidang isbat akan diadakan pada Minggu 10 Maret 2024. Ada beberapa pihak diundang dalam sidang ini, yaitu Tim Hisab dan Rukyat Kemenag, perwakilan ormas Islam, duta besar negara sahabat, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Prosesi Sidang Isbat dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah rukyatul hilal (pemantauan hilal) awal Ramadan 1445 H oleh Tim Hisab dan Rukyat Kemenag pada pukul 17.00 WIB. Tahap keduanya yakni Sidang Isbat yang merujuk data hisab dan rukyatul hilal dari tim Kemenag yang tersebar di berbagai daerah. Tahap yang terakhir adalah konferensi pers untuk mengumumkan hasil Sidang Isbat kepada publik atau masyarakat.
Baca juga:
Demikianlah penjelasan cara menentukan Ramadan versi NU, Muhammadiyah, dan pemerintah. Perbedaan waktu dimulainya awal Puasa dan hari raya Idul Fitri merupakan hal biasa di Indonesia. Masyarakat bisa memilih penetapan waktu sesuai keyakinan masing-masing. Baca juga cara menambah pahala di bulan Ramadan.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kamu menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.