Jelang Kongres The Fed, Rupiah Berpotensi Menguat
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis 7 Maret 2024 diperkirakan akan kembali bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Rabu 6 Maret, Kurs rupiah spot di tutup naik 0,42 persen Rp15.705 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,21 persen ke level harga Rp15.723 per dolar AS.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan pasar saat ini menunggu kesaksian dari Ketua The Fed Jerome Powell di Capitol Hill pada Rabu, 6 Maret. Hal tersebut berhubungan dengan isyarat lebih lanjut terkait suku bunga AS.
"Powell diperkirakan akan mempertahankan retorika hawkishnya dan memberikan sedikit isyarat mengenai penurunan suku bunga, terutama karena inflasi AS masih stagnan," ucapnya dalam keteranganya dikutip Kamis 7 Maret.
Menurutnya beberapa pejabat The Fed juga memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa The Fed tidak terburu-buru untuk mulai memangkas suku bunganya.
Namun, meskipun ada ketidakpastian menjelang pertemuan Powell, sebagian besar pedagang tetap mempertahankan taruhan mereka bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juni, menurut alat CME Fedwatch.
Adapun, fokus minggu ini juga tertuju pada data nonfarm payrolls untuk bulan Februari. Angka ketenagakerjaan AS untuk bulan Februari berpotensi mengguncang pasar pada hari Jumat.
Para ekonom memperkirakan perekrutan tenaga kerja melambat pada bulan lalu, namun jumlah yang lebih besar dari perkiraan dapat menambah kenaikan dolar tahun ini.
Dari sisi internal, ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh hingga 5,15 persen pada 2024. Proyeksi pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan untuk tahun sebelumnya sebesar 5,06 persen.
Sedangkan, tantangan pada tahun 2024 masih berasal dari global, misalnya perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, perlambatan ekonomi China, hingga penurunan harga komoditas di pasar global.
Selain itu, risiko yang masih membayangi yaitu masih tingginya suku bunga acuan global jika laju inflasi dunia belum turun ke level yang rendah. Risiko yang perlu diwaspadai.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 yang tumbuh 5,05 persen merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah sedikit dibandingkan dengan India, yang tumbuh di atas 6 persen.
Baca juga:
Ibrahim menyampaikan pertumbuhan ekonomi yang kuat ini merupakan salah satu daya tarik bagi banyak investor untuk masuk ke Indonesia.
Sebelumnya Bank Indonesia (BI), mengatakan pemilihan umum (Pemilu) 2024 dengan satu putaran yang telah berlangsung diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi yang optimis tersebut akan didorong oleh ekspor dan juga dari konsumsi dalam negeri, khususnya dikonsumsi tingkat menengah dan atas. Kemudian, dari investasi tidak hanya untuk konstruksi tapi juga non-konstruksi.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Kamis 7 Maret dalam rentang harga Rp15.680 - Rp15.740 per dolar AS.