Rupiah Berpotensi Lanjutkan Pelemahan ke Rp15.820 per Dolar AS
Rupiah dan Dolar AS (Foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu 6 Maret 2024 diperkirakan akan kembali bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin 4 Maret, Kurs rupiah spot di tutup turun 0,24 persen Rp15.742 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,17 persen ke level harga Rp15.723 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan kesaksian Ketua The Fed Jerome Powell dan data nonfarm payrolls sangat ditunggu pasar untuk mengetahui petunjuk lebih lanjut terkait dengan suku bunga AS.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Rabu 6 Maret dalam rentang harga Rp15.760 - Rp15.820 per dolar AS.

"Para analis memperkirakan Powell akan menegaskan kembali pendiriannya bahwa The Fed perlu lebih diyakinkan bahwa inflasi bergerak kembali menuju target tahunan bank sebesar 2 persen, dan ketua The Fed diperkirakan akan mempertahankan sikap hawkishnya," ucapnya dalam keteranganya dikutip Rabu 6 Maret.

Namun berdasarkan alat CME Fedwatch, para pedagang masih mempertimbangkan peluang yang lebih besar untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juni 2024.

Kemudian, data sentimen konsumen yang lebih lemah dari perkiraan dan data indeks harga PCE yang sejalan memicu anggapan ini selama seminggu terakhir.

Fokus minggu ini juga tertuju pada data nonfarm payrolls untuk bulan Februari, yang akan dirilis pada hari Jumat, mengingat kekuatan pasar tenaga kerja juga merupakan salah satu pertimbangan utama The Fed untuk menyesuaikan suku bunga.

Selanjutnya di Asia, Beijing menetapkan target PDB sebesar 5 persen pada tahun 2024, sama seperti pada tahun 2023. Namun dengan target defisit fiskal yang lebih rendah pada tahun tersebut, para investor mempertanyakan seberapa besar target tersebut dapat dicapai, karena perekonomian tidak lagi memiliki prospek yang baik. dasar yang lebih rendah untuk dibandingkan dengan pandemi COVID-19.

Dari sisi internal, pasar saat ini memantau perkembangan rapat paripurna DPR yang diwarnai dengan interupsi mengenai tentang kecurangan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang dimotori oleh Fraksi PDIP, PKB dan PKS serta Nasdem.

Bahkan fraksi PDIP, PKS dan PKB serta Nasdem terus menyuarakan menyinggung soal penggunaan hak angket untuk selidiki dugaan kecurangan penyelenggaraan Pilpres 2024.

Jika nantinya pemerintah terbukti melakukan kecurangan dalam penyelenggaraan pemilu maka harus ditindaklanjuti sesuai peraturan perundang-undangan. Sebaliknya, jka tidak terbukti maka bisa menjadi klarifikasi isu negatif kepada pemerintah.

Selain itu fraksi PDIP, PKB dan PKS menambahkan, fasilitas negara tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi ataupun sekelompok pihak saja. Termasuk, dalam konteks penyelenggaraan pemilu. Sehingga pemilu ke depan bisa terjamin kualitasnya.