Worldcoin Terancam Sanksi di Korea Selatan karena Skandal Data Biometrik

JAKARTA - Proyek Worldcoin, yang mengklaim sebagai jaringan identitas dan keuangan global yang dimiliki oleh semua orang, kini mendapat sorotan dari pemerintah Korea Selatan. Pasalnya, proyek ini diduga melanggar aturan perlindungan data pribadi dengan mengumpulkan dan memproses informasi biometrik penggunanya.

Worldcoin adalah protokol dan aplikasi yang bertujuan untuk memberikan kepemilikan kepada setiap manusia melalui identitas digital dan akses keuangan. Untuk bergabung dengan Worldcoin, pengguna harus mengunduh World App, dompet digital yang mendukung pembuatan World ID, sebuah identitas digital yang menjaga privasi pengguna.

Selanjutnya, pengguna harus mengunjungi perangkat pemindai iris bernama Orb, yang dioperasikan oleh jaringan bisnis lokal independen. Orb akan memverifikasi keunikan dan kemanusiaan pengguna, dan memberikan bonus 25 WLD, mata uang kripto Worldcoin, kepada pengguna yang berhasil diverifikasi. Worldcoin mengklaim bahwa gambar iris pengguna akan dihapus setelah verifikasi, kecuali jika pengguna memilih untuk menyimpannya di blockchain.

Namun, praktik ini menuai protes dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Korea Selatan, yang menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap hak privasi data pengguna. Komisi Perlindungan Informasi Pribadi, lembaga yang mengawasi kebijakan dan kepatuhan hukum perlindungan data di Korea Selatan, telah membuka penyelidikan terhadap Worldcoin dan pihak terkait.

Ketua komisi, Ko Hak-soo, mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki pengumpulan dan pemrosesan informasi sensitif secara menyeluruh, termasuk transfer data ke luar negeri, berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi. Jika ditemukan adanya pelanggaran, komisi akan mengambil tindakan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku seperti dilansir dari CryptoSlate.

Korea Selatan bukanlah satu-satunya negara yang mengambil sikap tegas terhadap Worldcoin. Sebelumnya, Argentina, Kenya, Hong Kong, Prancis, dan Bavaria juga telah melakukan penyelidikan serupa, untuk memastikan bahwa Worldcoin mematuhi hukum perlindungan data setempat.

Worldcoin sendiri merupakan salah satu proyek kripto yang mendapat banyak perhatian, karena didukung oleh beberapa tokoh terkenal, seperti Sam Altman, mantan presiden Y Combinator, dan Alexander Friedland, mantan CEO SpaceX. Worldcoin mengklaim bahwa tujuannya adalah untuk memberikan akses keuangan kepada semua orang di dunia, terlepas dari negara atau latar belakang mereka, dan menciptakan sistem ekonomi yang lebih manusiawi di era AI.

Menurut situs web Worldcoin, saat ini sudah ada lebih dari 100.000 pengguna yang memiliki World ID dan menerima WLD. Nilai WLD sendiri saat ini berkisar antara 8,14 dolar AS (Rp 127.600) hingga 9,17 dolar AS (Rp 143.900) per token. Namun, proyek ini juga menuai banyak kritik, terutama terkait dengan masalah privasi, keamanan, dan etika pengumpulan data biometrik.